Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tiongkok-Singapura Borong Rumput Laut

Warta Ekonomi -

WE Online, Makassar - Negeri Tirai Bambu, Republik Rakyat Tiongkok, dan Singapura memborong rumput laut Indonesia dengan total kontrak dagang sebesar USD 63 juta, atau senilai Rp 850,19 miliar.

Transaksi pembelian rumput laut kering dibeli oleh tiga importir asal Tiongkok, yakni Green Fresh (Fujian) Foodstuff Co., Ltd., Xiamen DSC Import & Export Co., Ltd., dan Fujian Province LVQI Food Colloid Co., Ltd. dari PT. Phoenix Jaya dengan total nilai kontrak sebesar USD 24,6 juta, serta pembelian oleh Shanghai Brilliant Gum Co., Ltd. atas produk rumput laut PT. Rika Rayhan Mandiri senilai USD 24 juta.

Perusahaan lain yang juga tercatat melakukan penandatanganan, yaitu PT. Sumber Makmur senilai USD 5 juta, PT. Agro Niaga senilai USD 3,4 juta, dan PT. Simpul Distribusi senilai USD 1 Juta. Sementara perusahaan Singapura Gills & Fins Pte., Ltd. melakukan kontrak kerja sama produk rumput laut dengan PT. Jaringan Sumber Daya sebesar USD 500 ribu.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan, Nus Nuzulia Ishak, mengapresiasi transaksi ini.

"Dunia mengakui kualitas rumput laut Indonesia. Dari total ekspor rumput laut dunia, Indonesia mampu menjadi pemasok utama rumput laut dunia dengan pangsa sebesar 26,50% dari total USD 1,09 miliar permintaan dunia, disusul oleh Chile 16,73%, Korea Selatan 16,06%, Tiongkok 7,98% dan Filipina sebesar 5,77%," ujar Nus saat menyaksikan penandatangan nota kesepahaman dalam rangka misi pembelian produk rumput laut Indonesia oleh RRT dan Singapura di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (2/8/2015).

Permintaan dunia yang tinggi, terutama produk rumput laut kering, diolah menjadi bahan baku makanan olahan, makanan hewan peliharaan, hingga bahan makanan tambahan, pengendalian pencemaran dan bahan kecantikan. Hal tersebut, menurut Nus, menjadi tantangan bagi pelaku usaha rumput laut untuk mempertahankan dan lebih meningkatkan kualitas budidaya rumput laut Indonesia. Pelaku usaha juga diminta meningkatkan produksi produk rumput laut yang bernilai tambah.

Basis Produksi Rumput Laut

Pemerintah terus mendukung pengembangan peta jalan (roadmap) pembangunan sektor rumput laut untuk menciptakan rantai nilai dari petani rumput laut hingga konsumen. Salah satunya melalui kolaborasi Indonesia dengan Filipina. Kerja sama ini akan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dan memaksimalkan pemenuhan pasar rumput laut dunia dalam kerja sama antara Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) dengan Seaweed Industry Association of the Phillipines
(SIAP).

"Hal ini sekaligus memberikan arah pembangunan sektor hulu hingga hilir industri rumput laut Indonesia," jelas Nus.

Sebagai negara dengan perairan terluas, kekayaan hasil laut Indonesia tidak terbatas. Produksi rumput laut yang melimpah perlu lebih dimanfaatkan oleh industri dalam negeri. Industri pengolahan rumput laut mampu menyerap hasil petani rumput laut sekaligus memberikan nilai tambah.

"Variasi rumput laut dan kreativitas pembudidaya memberi citra positif dan kepercayaan dunia bahwa Indonesia sebagai pemasok rumput laut olahan terbesar," tutur Nus.

Meningkat 39,25%

Total ekspor rumput laut Indonesia di tahun 2014 mencapai USD 226,23 juta. Nilai ini mengalami peningkatan sebesar 39,25% terhadap ekspor tahun 2013 yang tercatat sebesar USD 162,45 juta. Sementara ekspor rumput laut pada periode Januari-Mei 2015 tercatat mencapai USD 75,73 juta, atau menurun 12,88% dibandingkan periode yang sama tahun 2014. Tren ekspor komoditas ini ke dunia selama lima tahun terakhir (2010-2014) mengalami peningkatan sebesar 11,06%. Lima negara tujuan ekspor terbesar rumput laut adalah Tiongkok dengan pangsa ekspor 72,06%; Filipina dengan pangsa 5,82%, Chile (4,89%); Korea (4,39%) dan Vietnam (2,05%).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Achmad Fauzi
Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: