Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perdana, Republic dan Paramadina Gelar Hari Filsafat Dunia

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Rephilosophy Public Community (Republic) bekerja sama dengan Program Studi Falsafah dan Agama, Universitas Paramadina, mengadakan seminar Hari Filsafat Dunia di Universitas Paramadina, Jakarta, Sabtu (28/11/2015).

Peringatan Hari Filsafat Dunia yang pertama kali digelar di Indonesia ini mengusung tema Peran Filsafat dalam Konteks Keindonesiaan. Hadir sebagai keynote speaker, Dr. Ir. Haidar Bagir yang membahas tentang Sumbangsih Filsafat terhadap Peradaban dan Kemanusiaan. Adapula para pembicara dari kalangan akademisi antara lain, Dr Sunaryo, Muhammad Subhi, M. Hum; Muhammad Nur Jabir, MA; dan praktisi Daniel Zuchron.

Perwakilan dari Republic Gema Fajar mengatakan pihaknya berharap peringatan hari filsafat dunia tersebut bisa menjadi momentum yang tepat buat mengajak publik di Indonesia untuk berefleksi kembali terkait persoalan-persoalan kebangsaan.

"Serta menyadarkan masyarakat bahwa filsafat juga bisa berkontribusi dan memberikan solusi atas persoalan-persoalan kebangsaan," katanya kepada Warta Ekonomi di Jakarta, Sabtu (28/11/2015).

Pada kesempatan yang sama Sunaryo mengingatkan tentang pentingnya memopulerkan filsafat di Indonesia guna menghasilkan manusia-manusia yang mampu berpikir benar dan kritis dengan benih awalnya adalah critical question (pertanyaan-pertanyaan kritis).

"Pikiran filosofis juga bisa dipakai dalam memahami ajaran agama sehingga menghasilkan pandangan yang terbuka, toleran, dan progresif dan akhirnya memberikan dampak kondusivitas bagi kehidupan berbangsa dan bernegara," paparnya.

Ia menjelaskan masalah tidak populernya studi filsafat di Indonesia disebabkan oleh beberapa sebab, yaitu filsafat punya kesan sesuatu yang sulit dipelajari dan anggapan bahwa mempelajari filsafat tidak membuka peluang ekonomi.

"Mereka yang menekunii filsafat dalam jenjang pendidikannya seolah-oleh tidak punya masa depan karena susah terserap di dunia kerja, tapi isu-isu dalam filsafat sebenarnya berangkat dari sesuatu yang bersifat konkret dan terkait dengan persoalan dasar kehidupan kita. Yang terjadi adalah hanya segelintir orang yang mau menyisihkan waktu tenaga dan pikirannya untuk merenungi dan membahas secara mendalam terhadap persoalan-persoalan dasar ini," jelasnya.

Sunaryo memastikan bahwa sebenarnya kemampuan berpikir orang yang bergulat dengan isu-isu filosofis jauh lebih baik dibandingkan dengan mereka yang tidak mempelajarinya.

"Dan ini adalah sebuah keuntungan jika bisa dikelola dalam lapangan kerja yang baik. Yang penting adalah kemampuan mengapitalisasi skill yang ada," pungkasnya.

Adapun, Hari Filsafat Dunia yang dicanangkan oleh Unesco sejak tahun 2002 -yang biasanya dilaksanakan pada minggu ketiga November sejak 2005- adalah peringatan atas hari kelahiran Socrates.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: