PT Hutama Karya (Persero) menandatangani nota kesepahaman (MOU) untuk pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api di Sumatera Selatan yang ditargetkan dimulai pada 2017.
Direktur Pengembangan Hutama Karya Putut Ariwibowo seusai penandatanganan MOU itu di Palembang, Selasa (26/7/2016), di sela Forum Investasi Regional Sumatera, mengatakan hal itu bukan berarti pihaknya resmi bertindak sebagai pengembang KEK tersebut.
"Kami ditunjuk karena kami tengah membangun jalan tol Trans Sumatera yang melewati kawasan tersebut (ruas Palembang-Tanjung Api-Api). Tapi ini belum berarti kami jadi pengembang KEK karena kawasan itu masih harus ditata ulang," katanya.
Putut menjelaskan penataan ulang diperlukan lantaran saat ini belum ada arah pengembangan kawasan termasuk terkait lokasi pelabuhan dan sejumlah infrastruktur pembangunan lainnya.
Demikian pula terkait pembebasan lahan di KEK Tanjung Api-Api yang baru 10 persennya selesai.
Melalui MOU tersebut, rencananya perusahaan pelat merah itu akan bermitra dengan BUMD yang dibentuk pemerintah daerah Sumatera Selatan (Sumsel) untuk membentuk perusahaan patungan untuk mengembangkan KEK tersebut.
"Memang saat ini inisiatornya adalah Pemprov Sumsel, yang nantinya akan membentuk BUMD. Nah BUMD itu butuh mitra, makanya kami ditunjuk,"katanya.
Perusahaan patungan tersebut, lanjut Putut, akan dibentuk dalam sembilan bulan sejak penandatanganan nota kesepahaman.
"Kenapa sembilan bulan? Karena 2017 proyek ini sudah harus 'groundbreaking atau dimulai'," ujarnya.
Putut menuturkan dalam waktu sembilan bulan ke depan, dipastikan pekerjaan perseroan masih sangat banyak karena selain harus menentukan lokasi pelabuhan dan pembebasan lahan, pihaknya masih harus menyelesaikan masalah pendangkalan area lahan yang kemungkinan dijadikan pelabuhan.
"Ada ide untuk dikembangkan ke Tanjung Carat, tapi kalau itu terjadi artinya kami harus lakukan pengurukan. Tapi, kalau tetap di Tanjung Api-Api, di sana ada pendangkalan. Ada area yang tidak dangkal, tapi masuk kawasan hutan lindung. Jadi itu yang harus diselesaikan bersama," katanya menambahkan ada alternatif sungai di dekat Tanjung Api-Api yang bisa dimanfaatkan.
KEK Tanjung Api-Api diproyeksi akan menjadi pusat ekonomi kawasan Sumatera Selatan. Kawasan seluas 2.030 hektare itu rencananya akan dihidupkan dengan industri batubara, petrokimia, hingga tekstil lengkap dengan akses pelabuhan laut dalam yang juga melibatkan investor Australia.
Pengembangan KEK Tanjung Api-Api, menurut HK, diproyeksi akan membutuhkan investasi Rp15 triliun-Rp20 triliun. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait: