Indonesia menjadi tuan rumah dalam menggelar Tripartite Technical Experts Group (TTEG) yang merupakan konferensi terkait menjaga keselamatan alur pelayaran maritim di Selat Malaka dan Singapura.
"Sampai saat ini Selat Malaka dan Singapura cukup aman untuk digunakan dalam lintasan pelayaran kapal domestik dan luar negeri," kata Kepala Delegasi Indonesia dalam TTEG ke-41 Raymond Sianturi di Yogyakarta, Minggu (25/9/2016) malam.
Raymond memaparkan, TTEG adalah forum tiga negara yaitu Indonesia, Malaysia dan Singapura yang dibentuk untuk menentukan konsensus untuk keselamatan maritim di Selat Malaka dan Singapura.
Pertemuan itu, ujar dia, merupakan hal penting karena Selat Malaka adalah termasuk alur pelayaran vital di dunia sehingga berbagai pihak yang berkepentingan juga selayaknya berkontribusi terhadap keamanan pelayarannya.
Sedangkan jumlah peserta yang diundang selain tiga negara anggota TTEG adalah terdapat sekitar 10 negara termasuk perwakilan dari Australia dan Republik Rakyat China.
Raymond juga mengemukakan, dalam hal perlindungan maritim sejumlah proyek yang telah dilaksanakan dengan berkoordinasi dengan sejumlah instansi lainnya di luar Kementerian Perhubungan antara lain adalah program Marine Electronic Highway.
Program tersebut, yang bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, berfungsi guna memonitor pencemaran laut.
Dia juga mengungkapkan, pentingnya menjaga keselamatan maritim di Selat Malaka antara lain karena dalam setahun terdapat sekitar 70-80 ribu kapal yang berlayar di sana.
"Itu hanya jumlah kapal yang terdeteksi oleh AIS (Automatic Identification System)," katanya.
Dengan demikian, kapal nelayan tradisional yang tidak dilengkapi perangkat elektronik AIS tidak ikut terpantau sehingga jumlah kapal yang melintasi Selat Malaka dalam setahun bisa lebih besar dari 80 ribu kapal. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: