Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mendorong eksporter CPO dalam negeri agar fokus pada pasar besar yang tidak mempersoalkan pada isu lingkungan sebagaimana selama ini yang diusung Eropa. Negara yang dimaksud Mentan adalah India, China, Pakistan, Bangladesh. "Eropa minta macam-macam standar, tapi belinya cuma sedikit," kata Amran.?
??Pada kesempatan tersebut Amran juga menyatakan komitmennya terhadap perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Karena, kata Amran, komoditas ini terbukti telah menopang perekonomian nasional. Devisa yang diperoleh negara dari ekspor minyak sawit dan produk turunannya dalam setahun mencapai Rp250 triliun. "Jadi pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian sangat mendukung perkebunan sawit," katanya.
Dukungan riil yang dilakukan pemerintah, kata Mentan, adalah berupaya melakukan peningkatan produktifitas kebun rakyat dengan melakukan replanting. Adapun pendanaan replanting tersebut dengan dukungan ?dari Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) atau CPO Fund.?
"Pendanaan untuk replanting saya minta porsinya diperbesar, sehingga banyak kebun petani yang mendapatkan anggaran untuk replanting," kata Amran.
Amran mengaku peningkatan produktifitas kebun rakyat terhambat dengan status legalitas lahan, yang menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tumpang tindih dengan kawasan hutan. "Hal ini perlu diselesaikan untuk memberi kepastian hukum dan keberterimaan oleh kredit bank," kata Mentan.
Selain itu, Mentan juga berkomitmen untuk mempercepat sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) bagi seluruh perusahan perkebunan sawit. Hal ini, lanjut Mentan, juga perlu dukungan BPDP mengingat keterbatasan anggaran di Kementan. "Penguatan ISPO penting dalam rangka percepatan sertifikasi dan keberterimaan CPO dan produk turunannya di pasar internasional," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Arif Hatta
Editor: Vicky Fadil