Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data industri manufaktur besar dan sedang (IBS) serta industri manufaktur mikro dan kecil (IMK) di Sulsel terus bertumbuh dalam setahun terakhir. Kendati demikian, pertumbuhan produksi IBS dan IMK cenderung merosot bila ditinjau dalam tiga bulan terakhir. Hal tersebut tidak lepas dari lesunya perekonomian global.
"Untuk pertumbuhan produksi IBS di Sulsel dari 2015 ke 2016 mengalami kenaikan sebesar 5,57 persen. Itu lebih tinggi dari angka nasional sebesar empat persen. Adapun, pertumbuhan IMK naik sebesar 4,08 persen, meski masih di bawah angka nasional yang mencapai 5,78 persen," kata Kepala BPS Sulsel Nursam Salam di Makassar, Senin kemarin (6/2/2017).
Dari catatan BPS, laju pertumbuhan IBS mengalami kontraksi pada triwulan IV-2016 sebesar 3,01 persen. Kondisi tersebut juga terjadi di tingkat nasional. Nursam menjelaskan ragam IBS yang mengalami penurunan cukup signifikan adalah makanan (-3,33 persen), kayu dan barang dari kayu serta gabus (-3,08 persen), serta barang galian bukan logam (-2,04 persen).
Meski terjadi penurunan pertumbuhan produksi, Nursam mengatakan kondisi tersebut masih lebih baik ketimbang periode yang sama tahun lalu. Bahkan, bila dikomporasikan dengan angka pertumbuhan pada periode yang sama sekitar setahun lalu, kondisi sekarang jauh lebih baik.
"Terjadi peningkatan 4,82 persen," ujarnya.
Selanjutnya, Nursam mengimbuhkan menurunnya pertumbuhan produksi IMK pada triwulan IV-2016 sebesar 5,48 persen lantaran hampir semua jenis industri mengalami kontraksi di antaranya percetakan dan reproduksi media rekaman (-21,86 persen), alat angkutan lainnya (-3,61 persen), dan pengolahan lainnya (-10,05 persen).
"Hanya industri pengolahan tembakau serta industri karet dan barang dari karet maupun plastik yang mengalami kenaikan cukup signifikan, masing-masing sekitar 10,53 persen dan 28,34 persen," tutur Nursam.
Kepala Dinas Perindustrian Sulsel Ahmadi Akil mengatakan daerahnya memiliki potensi untuk menjadi salah satu sentra industri manufaktur di Indonesia. Kesempatan itu akan coba direalisasikan mengingat pemerintah pusat ingin menciptakan kawasan industri baru di Indonesia, khususnya di luar Pulau Jawa.
"Industri manufaktur sangat diminati di luar negeri. Kami tentu senang dengan keinginan pemerintah itu. Nantinya, akan ada pemerataan industri baru," ucap dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: