Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan melaporkan Inflasi tahun kalender (kumulatif) Kota Palembang sampai bulan Juni tahun 2017 sebesar 1,95 persen. Sementara, Inflasi ?year on year? (Juni 2017 terhadap Juni 2016) sebesar 4,27 persen.?
Kepala BPS Sumsel, Yos Rudiansyah mengatakan, penyebab utama yang menyumbang andil inflasi terbesar di Kota Palembang, diantaranya tarif listrik, angkutan antar kota, baju muslim, tomat sayur, dan bawang merah.?
"Tarif listrik menjadi komponen utama penyumbang inflasi sebagaimana yang masuk dalam kategori kelompok pengeluaran dan memberikan andil sebesar 0,1991 persen," ujarnya, Senin (3/7/2017)
Selain dipengaruhi tarif listrik, angkutan antar kota, baju muslim, tomat sayur dan bawang merah juga ikut. Lantaran, bulan lalu bertepatan dengan momen lebaran.
Lanjut Yos, Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain, bawang putih, cabe merah, patin, kangkung, tahu mentah dan cabe rawit.
Berdasarkan kelompok
pengeluaran, menunjukkan bahwa semua kelompok pengeluaran mengalami kenaikan indeks harga, yaitu kelompok sandang sebesar (1,55 persen); kelompok bahan makanan sebesar (1,13 persen); kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar (0,97 persen); kelompok kesehatan sebesar (0,71 persen); kelompok transportasi, komunikasi & jasa keuangan sebesar (0,67 persen); kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau sebesar (0,62 persen); dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar (0,01 persen).?
Berdasarkan pemantauan harga selama bulan Juni 2017 pada 82 Kota IHK di Indonesia, menunjukkan bahwa 79 Kota IHK mengalami inflasi, sedangkan di 3 Kota IHK terjadi deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tual sebesar (4,48 persen), terendah di Kota Merauke sebesar (0,12 persen).?
Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Singaraja (-0,64 persen), terendah di Kota Denpasar sebesar (-0,01 persen).?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irwan Wahyudi
Editor: Vicky Fadil