Pemimpin Catalonia 'Maju Terus' Demi Referendum

Pemimpin Catalonia Carles Puigdemont telah mendesak maju dengan referendum meskipun ada tentangan dari negara Spanyol, yang menyatakan bahwa poling tersebut illegal sejalan dengan pengadilan tinggi di wilayah tersebut.

Dirinya mengatakan kepada banyak pihak pada awal hari bahwa "kebrutalan polisi akan menghancurkan negara Spanyol selama-lamanya", sebagaimana dikutip dari The Guardian, Senin (2/10/2017).

Pemerintah Spanyol mempertahankan responnya pasca ratusan orang terluka ketika polisi anti huru hara menyerbu TPS dalam upaya menghentikan pemungutan suara pada hari Minggu lalu.

Meskipun banyak orang Catalan berhasil memberikan suaranya, yang lainnya dihentikan secara paksa dari pemungutan suara saat sekolah-sekolah yang menampung kotak suara tersebut digerebek paksa oleh polisi yang bertindak atas perintah pengadilan tinggi Catalan.

Sekolah Ramon Llull yang notabene besar di wilayah Barcelona tengah merupakan lokasi operasi yang berkelanjutan, dengan sejumlah saksi menggambarkan polisi menggunakan kapak untuk menghancurkan pintu, dan menahan sejumlah korban luka dan menembakkan peluru karet.

Kementerian dalam negeri Spanyol mengatakan 12 petugas polisi terluka dan tiga orang ditangkap karena lakukan penyerangan terhadap petugas.