Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Malaysia 'Deal' dengan Perusahaan AS Mulai Kembali Pencarian MH370

        Malaysia 'Deal' dengan Perusahaan AS Mulai Kembali Pencarian MH370 Kredit Foto: Reuters/Damir Sagolj/File photo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Malaysia telah mencapai kesepakatan yaitu "tidak menemukan-tidak ada biaya" dengan perusahaan AS untuk menemukan reruntuhan penerbangan turun MH370.

        Pemerintah menerima tawaran dari Ocean Infinity, menurut Menteri Transportasi Australia Darren Chester.

        Perusahaan yang berbasis di Texas akan membayar tagihan jika gagal menemukan reruntuhan.

        Hilangnya MH370 tetap diselimuti misteri. Penerbangan Malaysia Airlines jatuh dari radar pada tanggal 8 Maret 2014, antara Kuala Lumpur dan Beijing, dengan 239 orang di dalamnya.

        Sebuah operasi pencarian maritim besar-besaran untuk pesawat tersebut membersihkan 120.000 sq km dengan perkiraan biaya sekitar $200 juta, sebelum dihentikan pada bulan Januari.

        Ocean Infinity belum mengungkapkan perkiraan biaya bagi upaya pencarian baru. Menurut Chester, perusahaan akan fokus pada area seluas 25.000 sq km yang diidentifikasi oleh Australian Transport Safety Bureau karena memiliki "probabilitas tinggi" untuk menampung pesawat terbang.

        Perusahaan ini menggunakan model berusia berabad-abad yang dikenal di industri penyelamatan sebagai "tidak ada obat-tidak bayar" semacam kesepakatan yang biasanya diterapkan dalam pemulihan kargo yang tenggelam dan berharga.

        Dengan kesepakatan semacam itu, perusahaan penyelamatan tersebut akan menghadapi risiko finansial untuk mendapatkan pemulihan dan ganti rugi dari pemilik berapa persentase dari nilai kargo jika ditemukan, seringkali 80 atau 90%.

        Dalam kasus ini, Ocean Infinity kemungkinan akan bekerja sebagai pengganti biaya yang ditetapkan dari pemerintah Malaysia, dan untuk publisitas yang signifikan yang ditawarkan seandainya menemukan reruntuhan itu, seorang pakar industri mengatakan kepada BBC.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Hafit Yudi Suprobo
        Editor: Hafit Yudi Suprobo

        Bagikan Artikel: