Tesla Kantongi Izin Bangun pabrik di Shanghai

Tesla mengatakan pada hari Selasa (10/7/2018) bahwa mereka menandatangani perjanjian untuk membangun pabrik di China untuk membuat mobil listriknya.

Berita itu muncul beberapa hari setelah pembuat mobil tersebut harus menaikkan harga 20 persen di China untuk menanggapi tarif impor.

Tesla mengatakan mereka mengharapkan pembangunan akan dimulai "dalam waktu dekat, setelah kami mendapatkan semua persetujuan dan izin yang diperlukan." Dari sana, akan memakan waktu sekitar dua tahun sebelum Tesla dapat mulai membuat mobil, dan dua atau tiga tahun lagi sebelum pabrik sepenuhnya digenjot hingga kapasitasnya 500.000 mobil.

Saham perusahaan naik hampir 2 persen pada Selasa (10/7/2018) pagi.

"Selalu menarik untuk melihat bagaimana saham bereaksi," ungkap analis CFRA Efraim Levy, sebagaimana dikutip dari CNBC, Rabu (11/7/2018).

Munculnya harga saham Tesla sangat mencolok, katanya, karena Tesla yang sudah kekurangan uang pada dasarnya hanya membuat komitmen finansial lain.

"Meskipun Gigafactory di China telah diantisipasi, sekarang mereka memiliki perjanjian untuk membiayai pembangunannya, itu akan memberi tekanan pada neraca yang sudah ditekankan," ungkapnya.

Bahkan sebelum pengumuman pada Selasa, banyak pihak di Wall Street mengharapkan Tesla akan perlu meningkatkan modal dalam waktu dekat. Tidak termasuk komitmen baru di Cina, Tesla masih harus menaikkan $2 miliar - $3 miliar sebagai bantalan operasional beberapa waktu sekitar kuartal pertama tahun depan, kata Levy.

Di sisi lain, China sedang dalam perjalanan untuk menjadi pasar terbesar di dunia untuk kendaraan listrik, dan Tesla berdiri untuk menjual banyak mobil di sana, pungkasnya.