Forum Pengguna Keramik Seluruh Indonesia (FPKSI) meminta pemerintah untuk tidak terlalu memproteksi industri keramik. Seperti diketahui, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan tengah memproses pengajuan safeguard yang diajukan oleh Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) terkait impor keramik yang semakin menggerus ceruk pasar keramik nasional.
Ketua Umum FPKSI Triyogo mengatakan, pemerintah seharusnya tidak terlalu protektif. "Seharusnya (industri keramik) dilepas saja, agar memberikan kompetisi antara impor dan industri," ungkap Triyogo di Jakarta, Selasa (24/7/2018).
Triyogo menambahkan, membanjirnya produk impor keramik justru menandakan tidak berdayanya produsen keramik nasional untuk memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia yang semakin besar.
"Ukuran dan kualitas produk lokal keramik belum bisa memenuhi standar permintaan pasar atau tren penggunaan keramik yang ada di Indonesia. Harus disadari bahwa tren pengguna keramik sudah bergeser dari keramik yang glasir menjadi porselen," terangnya.
Lebih lanjut, kata dia, saat ini produsen keramik dalam negeri masih menggunakan peralatan dan sistem lama yang masih memproduksi keramik glasir, sedangkan tren dunia sudah menggunakan keramik porselen.
"Industri-industri semacam ini yang seharusnya pemerintah dukung, bagaimana keramik glasir menuju keramik porselen. Tren dunia? sudah menggunakan keramik porselen," imbuh dia.
Namun, dia mengakui bahwa Indonesia masih mempunyai permasalahan terkait bahan baku. "Ini yang harusnya pemerintah berikan fiskal untuk investor yang akan berinvestasi di dalam pengolahan bahan baku porselen. Namun, memang belum ada investor yang diberikan insentif fiskal tadi," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti