Wardah Shampoo Sabet Penghargaan Halal Top Brand 2018 dari MUI

Brand Wardah berhasil menyabet ?Halal Top Brand 2018? untuk kategori shampoo dan perawatan rambut. Pencapaian ini berhasil Wardah raih dalam Halal Award 2018, sebuah ajang penghargaan tahunan yang khusus diberikan oleh Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-Obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) kepada para pemangku kepentingan di bidang halal yang dinilai berjasa dalam edukasi, informasi, advokasi, dan fasilitasi sertifikasi halal di Indonesia.

Chief Marketing Officer Wardah, Salman Subakat, menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada LPPOM MUI yang telah memercayai Wardah sebagai Halal Top Brand 2018.

"Sejak pertama kali berdiri pada tahun 1995, Wardah telah memosisikan diri sebagai pelopor brand kecantikan halal nasional. Posisi ini terus kami pertahankan sampai sekarang, salah satunya dengan memastikan seluruh produk kami mendapatkan sertifikasi halal dari LPPOM MUI,? ujar Salman, di Jakarta, Kamis (01/11/2018).

Dalam kesempatan yang sama, Direktur LPPOM MUI, Lukmanul Hakim, mengatakan, bahwa Wardah terpilih karena berhasil mempertahankan keunggulan dan konsistensi brand dalam melahirkan produk yang halal dan berkualitas.

"Kami bangga melihat tingginya kemampuan brand Indonesia seperti Wardah dalam berinovasi sambil mempertahankan nilai mendasar yang mereka usung, yaitu halal,? katanya.

Salman menabahkan, Wardah sendiri secara konsisten telah mendapatkan Halal Award dari LPPOM MUI sejak 2016, khususnya untuk kategori kosmetika. Penghargaan yang berhasil Wardah raih di kategori shampoo dan perawatan rambut tahun 2018 ini menjadi sebuah pencapaian baru bagi Wardah.

?Penghargaan ini akan semakin memicu semangat kami untuk terus menciptakan produk-produk kecantikan yang halal, berkualitas, terjangkau, dan memiliki daya saing tinggi di pasar internasional. Terima kasih atas kepercayaan yang telah masyarakat Indonesia berikan kepada Wardah,? tutup Salman.

Pemilihan ?Halal Top Brand 2018? sendiri didasarkan pada survei jajak pendapat yang dilakukan LPPOM MUI kepada lebih dari 4.200 responden yang tersebar di seluruh Indonesia pada 20 Juli hingga 19 September 2018, disertai dengan wawancara langsung pada 850 responden di area Jabodetabek. Selain itu, LPPOM MUI juga mempertimbangkan pencantuman logo halal pada kemasan atau produk, intensitas promosi dan edukasi halal brand bersama LPPOM MUI, serta intensitas iklan dan promosi halal brand di luar LPPOM MUI saat melakukan penilaian.