Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor Tambang yakni PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum dan PT Aneka Tambang Tbk, hari ini melakukan Pencanangan Proyek Smelter Grade Alumina Refinery di Sungai Kunyit, Mempawah, Kalimantan Barat.
Menteri BUMN, Rini Soemarno yang juga hadir dalam acara pencanangan pabrik pengolahan bijih bauksit menjadi alumina, nantinya bila telah beroperasi, smelter tersebut diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah produk tambang Indonesia dan mengurangi impor alumina.
Dimana diketahui, Indonesia tercatat memiliki cadangan bauksit terbesar keenam di dunia. Hingga saat ini Indonesia belum memiliki pabrik pengolahan bauksit menjadi alumina sehingga seluruh bijih bauksit diekspor ke luar negeri yaitu Jepang dan China.
Sedangkan alumina sebagai bahan baku untuk pembuatan aluminium harus diimpor oleh Inalum dari negara lain seperti Australia, China, dan India.
Baca Juga: Menteri BUMN Lakukan Pencanangan Proyek Smelter Grade Alumina Refinery
"Ini betul-betul komitmen dari Bapak Presiden untuk melakukan hilirisasi alumina. Karena tidak tepatlah kok kita punya bauksit tapi kita ekspor mentah," jelas Menteri Rini dalam keterangannya, Kamis (4/4/2019).
Tak hanya terkait impor, dirinya juga berharap dengan rampungnya proyek smelter tersebut dapat menciptakan lapangan kerja baru dan berdampak besar bagi pertumbuhan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat di daerah.
Sementara itu ditempat yang sama, Direktur Utama PT Inalum (Persero), Budi G Sadikin mengatakan, pencanangan ini upaya melaksanakan salah satu mandat Holding Industri Pertambangan.
"Yakni mendorong hilirisasi produk tambang. Nantinya Inalum, yang memiliki satu-satunya pabrik pemurnian aluminium di Indonesia, akan mendapatkan pasokan alumina dari dalam negeri. Penghematan yang dilakukan Inalum dapat mencapai US$200 juta," papar Budi G Sadikin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Kumairoh