Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Harusnya Pemerintah Buat Aturan Promo Ojol

        Harusnya Pemerintah Buat Aturan Promo Ojol Kredit Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Peneliti Ekonomi Bursa Efek Indonesia (BEI) Poltak Hotradero menilai pemerintah perlu membuat aturan promo tarif ojek daring agar iklim sehat antaroperator dalam bisnis ini tetap terjaga.

        "Artinya, semestinya pemerintah tak perlu mengintervensi sistem penetapan besaran tarif ojek daring," katanya, saat dihubungi.

        Penegasan tersebut disampaikan terkait dengan masih maraknya perang tarif promo oleh aplikator ojek daring, meski per Mei 2019 sudah ada tarif baru.

        Baca Juga: 75% Pelanggan Tidak Puas atas Tarif Baru, Permintaan Jasa Ojol Amblas

        Menurut dia, ternyata intervensi pemerintah terhadap tarif telah menciptakan masalah baru berupa perang promo?yang "jor-joran".

        "Kalau sudah begitu (perang promo), tinggal kuat-kuatan modal saja. Yang tidak kuat pasti akan mati," katanya.

        Ia? justru menilai tidak ada yang diuntungkan dari kenaikan tarif ojek daring saat ini. Menurutnya,?pemerintah melalui Kementerian Perhubungan terlalu banyak melakukan intervensi bisnis transportasi dengan aturan yang tak sesuai sehingga menimbulkan masalah baru.

        "Seharusnya, soal skema penetapan tarif biarlah diserahkan ke aplikator saja mengikuti mekanisme pasar, pemerintah tinggal mengawasi," ujar dia.

        Baca Juga: Ekonom UI: Potensi Kontraksi Ekonomi Lewat Tarif Ojol Baru Capai Rp40 Triliun

        Ia juga menyebut Peraturan Menteri Perhubungan mengenai penetapan besaran tarif ojek daring saat ini justru berdampak besar pada penurunan minat konsumen.

        "Tarif tinggi akan membuat order turun drastis dari sebelumnya, sehingga aplikator pun mulai perang lewat jalur promo agar orderan tetap stabil. Akibatnya kompetisi makin panas dan banyak 'membakar uang'," katanya.

        Oleh karena itu, bagi Poltak, kompetisi dalam ekonomi sebenarnya bukan hal tabu karena bisa mendorong harga menjadi lebih ekonomis.

        Baca Juga: Survei Membuktikan: 75% Konsumen Tolak Tarif Baru Ojol

        Namun, tambahnya, kompetisi juga bisa menjadi berbahaya jika pemainnya tinggal sedikit karena salah satu pemain pasti berusaha menjadi pemain tunggal dan menguasai pasar. "Caranya, 'bakar uang' untuk menerapkan tarif sangat rendah demi memukul lawan," katanya.

        Pengakuan sejumlah konsumen akhir-akhir ini menyebutkan, Grab sedang gencar menggelar promo sangat murah untuk layanan ojek daring.

        Diskon yang diberikan aplikator asal Malaysia ini bisa mencapai 90 persen dari tarif aslinya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: