Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bidik Konsumen Low Income, Unilever Rilis Produk Ice Cream 'Seru!'

        Bidik Konsumen Low Income, Unilever Rilis Produk Ice Cream 'Seru!' Kredit Foto: Lestari Ningsih
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perusahaan multinasional penyedia berbagai kebutuhan dasar konsumen, yaitu PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) kembali merilis berbagai produk food and beverage baru, yaitu ice cream bermerek "Seru!".

        Sales Director Unilever, Enny Hartati, menyatakan bahwa produk tersebut sengaja dihadirkan Unilever bagi konsumen dengan kategori low income.

        Baca Juga: Penjualan Tumbuh Positif, Unilever Bagi Rezeki "Wow" ke Pemegang Saham

        Dibanderol dengan harga ekonomis mulai dari Rp2.000 hingga Rp3.000, produk tersebut menjadi salah satu strategi untuk semakin memperluas spektrum bisnis Unilever.

        Ketika ditanya perihal produk sejenis yang telah ada,, yaitu Walls, Enny menegaskan bahwa produk Seru! tidak akan mengkanibalisasi Walls. Pasalnya, Seru! mempunyai pangsa pasar yang berbeda dengan Walls.

        Baca Juga: Gunakan Capex Rp240 M, Unilever Rilis Produk Baru

        "Apakah Seru! akan mengkanibalisasi Walls, menurut kami tidak. Karena spektrum dari konsumen kami itu cukup luas. Ada yang low income dan ada yang middle up. Jadi, Seru! Saat ini akan menjangkau konsumen low income yang selama ini belum bisa untuk membeli Walls," imbuh Enny kepada media di Graha Anugerah, Tangerang, Selasa (21/05/2019).

        Ia menambahkan, dalam pemasaran Seru!, Unilever menjadikan anak-anak sebagai pasar utamanya. Perlu diketahui, Seru! saat masih menjadi produk yang dipasarkan lokal di Jawa Timur. Namun, ke depannya akan dipasarkan lebih luas lagi.

        "Kita memang mulainya dari Jawa Timur, tapi kita akan jual ke seluruh Indonesia. Targetnya memang untuk anak-anak," sambungnya.

        Ia pun menambahkan, penjualan ice cream Seru! hanya dilakukan melalui toko-toko lokal. Artinya, produk tersebut tidak akan ditemui di supermarket.

        "Distribusinya lebih ke linier, ada stock point ke toko-toko, tidak di supermarket," tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: