Peringkat daya saing Indonesia berdasarkan penilaian pada IMD World Competitiveness Yearbook (WCY) 2019 meningkat secara signifikan dari 43 ke 32. Peningkatan ini yang tertinggi di kawasan Asia. Dengan demikian, peringkat daya saing Indonesia saat ini berada di atas negara-negara peers seperti India, Filipina, Turki, Afrika Selatan dan Brazil.
Berdasarkan dari keterangan Kementerian Keuangan (Kemenkeu),Indonesia memiliki keunggulan dalam hal ekonomi domestik (peringkat 7), kebijakan perpajakan (peringkat 4), pasar tenaga kerja (peringkat 3), serta tingkah laku dan nilai (peringkat 14).
"Namun Indonesia masih harus terus melakukan perbaikan pada aspek perdagangan internasional (peringkat 59), kesehatan dan lingkungan (peringkat 58), pendidikan (peringkat 52), dan infrastruktur teknologi (peringkat 49)," ujar Kemenkeu, Jumat (31/5/2019).
Baca Juga: APBN 2019 Capai Target, Kemenkeu Bilang Berkat Kebijakan Fiskal yang Pruden
Lebih lanjut, Indonesia mengalami kemajuan yang baik pada berbagai aspek seperti ekonomi, pendidikan dan pengetahuan, serta hukum.
"Beberapa kriteria yang menunjukkan perbaikan signifikan sehingga berkontribusi pada kenaikan peringkat antara lain aplikasi paten, korupsi, biaya listrik industri, keadilan, serta hukum," tambah Kemenkeu.
Berdasarkan Executive Opinion Survey yang menjadi salah satu bagian penilaian daya saing WCY, faktor yang dianggap paling menarik dari perekonomian Indonesia adalah ekonomi yang dinamis, perilaku terbuka dan positif masyarakat, serta kebijakan yang stabil dan terprediksi. Perbaikan peringkat daya saing Indonesia menunjukkan hasil positif dari berbagai reformasi struktural dan ekonomi yang secara konsisten terus dilakukan oleh Pemerintah.
"Ke depan Pemerintah akan terus melanjutkan komitmen reformasi struktural dalam rangka meningkatkan produktivitas dan daya saing. Infrastruktur, kualitas sumber daya manusia, industrialisasi dan kerangka institusi menjadi beberapa aspek menjadi prioritas pembangunan oleh Pemerintah," harap Kemenkeu.
Fundamental ekonomi Indonesia yang terjaga juga menjadi modal penting bagi peningkatan daya saing. Ekonomi Indonesia mampu mencatatkan pertumbuhan sehat di atas 5 persen, dengan tingkat inflasi yang rendah dan mendukung daya beli masyarakat serta konsumsi. Kualitas pertumbuhan juga terjaga yang ditandai penurunan tingkat pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan.
Sebagai bagian dari instrumen utama Pemerintah, APBN terus diarahkan meningkatkan produktivitas dan daya saing seperti melalui pemberian insentif fiskal yang terukur, alokasi belanja yang berkualitas, serta pembiayaan anggaran yang prudent.
Baca Juga: WOW, Indonesia Lompat 11 Tingkat dalam Competitive Economy Dunia
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Kumairoh