Arab Saudi-Iran Lagi Tegang, Pakistan: Ini Bencana untuk Kami
Pakistan berusaha sekuat tenaga untuk meredakan ketegangan regional antara Iran dan Arab Saudi karena jika keduanya lepas kendali bisa menimbulkan bencana bagi negara itu. Perdana Menteri Pakistan Imran Khan memberikan peringatan.
Khan mengatakan sementara Arab Saudi adalah salah satu teman terbesar Pakistan, Islamabad selalu menjaga hubungan baik dengan Teheran. Ia pun menegaskan Pakistan tidak akan memihak kepada salah satunya.
"Oleh karena itu, konflik militer antara Arab Saudi dan Iran akan menjadi bencana bagi Pakistan. Kami berusaha sebaik mungkin untuk memastikan bahwa hubungan antara kedua negara tidak memburuk," kata Khan seperti dilansir dari Russia Today, Jumat (17/1/2020).
Baca Juga: Iran: Tragedi Ukraine International Airlines Jangan Diubah Jadi Isu Politik
Sementara mengisyaratkan bahwa Islamabad mungkin siap untuk bertindak sebagai mediator, Khan mengatakan bahwa Timur Tengah tidak bisa menimbulkan konflik lain.
Setelah serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat (AS) pada 3 Januari lalu menewaskan komandan tinggi Iran, Qassem Soleimani, diikuti oleh serangan pembalasan Teheran terhadap pangkalan udara Al Asad di Irak, yang menampung pasukan AS, Khan telah bersuara keras tentang perlunya untuk mengurangi ketegangan di Timur Tengah.
Sebagai bagian dari dorongan diplomatiknya, Khan pekan lalu memerintahkan Menteri Luar Negeri Mahmood Qureshi untuk bertemu dengan rekan-rekannya di Iran, AS, dan Arab Saudi. Ia menyatakan bahwa Pakistan siap memainkan perannya untuk perdamaian tetapi tidak akan pernah bisa lagi menjadi bagian dari perang apa pun.
Pembunuhan Soleimani dan serangan balasan Iran membawa ketegangan yang membara antara Teheran dan Washington pada apa yang banyak dikhawatirkan adalah bagian dari perang habis-habisan. Gejolak itu membuat Iran secara tidak sengaja menembak jatuh sebuah jet penumpang Ukraina di dekat Teheran, kecelakaan tragis yang membuat Iran banyak meminta maaf, sambil menyalahkan Washington karena memicu krisis.
Sementara situasi agak tenang sejak itu, Teheran mengatakan tidak akan mengadakan pembicaraan dengan Washington sampai negara itu meminta maaf atas kesalahan sebelumnya dan menebus kesalahan atas kegiatan yang mengganggu di wilayah tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Shelma Rachmahyanti
Tag Terkait: