Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Prabowo Emang Populer, Tapi Amsyong Lagi di Pilpres 2024!

        Prabowo Emang Populer, Tapi Amsyong Lagi di Pilpres 2024! Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengatakan berdasarkan hasil survei nasional yang digelar IPO, menyatakan Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra, Prabowo Subianto diprediksi akan kembali tumbang jika kembali maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 nanti.

        Menurutnya, perolehan suara Prabowo pada Pilpres 2019 telah mengalami penurunan dibanding Pilpres 2014. "Sejak 2019 sampai 2020, bahkan di awal 100 hari pemerintahan Jokowi-Maruf Amin, trennya menurun. Jadi kalau dilanjutkan, maka lebih besar potensinya untuk kalah dibandingkan yang menang," ucapnya di, Jakarta Pusat, Jumat (13/3/2020).

        Baca Juga: Kursi Prabowo di Pucuk Gerindra Jadi Incaran, Sandi Bakal Ambil Alih?

        Baca Juga: Diusulkan Jadi Ketum Gerindra Lagi, Prabowo Belum Bilang Iya

        Lanjutnya, ia mengatakan dari hasil survei tersebut, sebanyak 64,5 persen responden meyakini Prabowo Subianto akan kalah. Sementara itu, peluang kemenangan Prabowo hanya sebesar 16,4 persen. Bahkan, ia mencatat responden yang ragu atas kemenangan Prabowo sebesar 9,2 persen.

        Selain itu, ia mengatakan Prabowo juga masuk dalam klaster tokoh lama bersama Mahfud MD, Hidayat Nur Wahid, Muhaimin Iskandar, Hatta Rajasa, Sri Mulyani, dan Bambang Soesatyo alias Bamsoet.

        Sambung dia, walaupun diprediksi akan kalah jika maju di Pilpres 2024, Prabowo memiliki nilai popularitas tertinggi dari klaster tokoh lama tersebut. Prabowo meraup angka sebesar 92,0 persen.

        Lebih lanjut, ia mengatakan prediksi kekalahan tersebut, lantaran masyarakat Indonesia lebih condong akan memiliki tokoh-tokoh muda seperti Sandiaga Salahuddin Uno, Anies Baswedan, hingga Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

        "Tren empiris 2014 mengarah pada tokoh-tokoh dengan performa baru, kondisi ini memungkinkan menjadi titik akhir petualangan politik elektoral Prabowo Subianto. Jika mendapat pasangan politik dari Parpol terkuat sekalipun, Prabowo tetap berpeluang kalah dibanding menang. Jika takdir memenangkan, Prabowo akan sangat bekerja keras," tukasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: