Berbagai negara dunia termasuk Indonesia, saat ini masih terus mencari dan berupaya menemukan obat atau vaksin yang ampuh untuk menangkal virus corona Covid-19. Namun, di Indonesia, heboh ada penemuan 'ramuan Pancasila' yang dianggap mampu untuk mencegah penularan corona.
Anggota Tim Pembuat Herbal anti-corona, Tom Pasaribu, menegaskan bahwasanya ini bukan obat tapi ramuan. Menurut dia, sekarang semua orang di berbagai negara sedang membahas tentang obat dan vaksin untuk menangkal corona. Tapi, ia bersama timnya membahas ramuan yang bernama 'ramuan Pancasila'.
"Ini sudah kita uji coba, saya kelinci percobaannya tiga bulan lalu. Ikut kita sampai saat ini kita minum," kata Tom seperti dilihat dari tvOne pada Rabu (3/6/2020).
Baca Juga: Tren Kasus Covid-19 di Indonesia Terus Turun, Opung Luhut yang Ngomong
Tom mengatakan ramuan ini tentu sudah dilakukan uji klinis oleh penemunya, maka mereka berani memasarkan 'ramuan Pancasila' termasuk melakukan uji laboratorium. "Uji klinis artinya penemu sudah melakukan itu. Ini ramuan sudah kita uji coba yang betul-betul kepada yang positif," ujarnya.
Bahkan, Tom berseloroh untuk meyakinkan 'ramuan Pancasila' ini ampuh sebagai penangkal virus corona. Menurutnya, apabila 'ramuan Pancasila' bisa berbicara tentu akan mengungkap siapa saja pejabat di Indonesia yang telah mengonsumsinya.
"Kalau mau jujur, seandainya 'ramuan Pancasila' ini bisa berbicara, dia akan mengatakan siapa saja pejabat negara ini yang sudah meminum itu sebagai antisipasi," jelas dia.
Saat ini, kata dia, masyarakat Indonesia perlu didorong bagaimana bisa untuk mendapatkan itu agar republik ini segera hijau atau bebas dari penyebaran corona. Sebab, penemuan obat itu memakan waktu yang panjang termasuk vaksin.
"Kalau ramuan ini kan satu bulan bisa, tapi dengan catatan kriteria yang dibangun bahwasanya dia tidak ada efek samping terhadap orang yang meminumnya. Ini (ramuan Pancasila) semua dari alam Indonesia, air kelapa, gula aren," katanya.
Sementara Kepala Lembaga Biomolekuler Eijkman, Prof Amin Subandrio menghargai upaya semua orang yang ingin berkontribusi untuk membantu menangani kasus Covid-19. Menurut dia, pemerintah melalui Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional sudah memberi kesempatan kepada para peneliti.
"Siapa pun yang ingin mengembangkan berbagai jenis produk misalnya dari suplemen bukan obat, mengembangkan alat kesehatan dan sebagainya. Memang itu sudah diberi ruang. Kalau masuknya suplemen bisa dilakukan pengujian. Tentunya apabila akan dilakukan pengujian, hendaknya mengikuti kaedah-kaedah yang berlaku. BPOM sudah punya prosedurnya," ucapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: