Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dorong Penggunaan Energi Bersih Terbarukan, Bagaimana Strategi Pemerintah?

        Dorong Penggunaan Energi Bersih Terbarukan, Bagaimana Strategi Pemerintah? Kredit Foto: PLN
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama PT PLN (Persero) telah merencanakan strategi untuk memenuhi aspek energy sustainability dengan memanfaatkan dan mengembangkan energi terbarukan, khususnya potensi energi setempat di suatu daerah secara lebih luas.

        Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman Hutajulu mengatakan, rencana ini untuk memenuhi target bauran energi nasional 23% bersumber dari energi baru terbarukan (EBT) di 2025 yang tertuang pada Kebijakan Energi Nasional (KEN).

        "Ke depan banyak tantangan yang kita hadapi dalam pengembangan EBT ini terutama untuk meningkatkan share EBT dalam bauran energi kita. Dengan EBT ini, selain green yang kita peroleh, kita menuju ke ketahanan energi dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di negara kita, bukan impor," jelas Jisman dalam keterangan yang diperoleh, Kamis (11/6/2020).

        Baca Juga: Produksi Batu Bara Masih on the Track, ESDM Pede Target 550 Juta Ton Bakal Terealisasi

        Kebijakan bauran EBT 23% ini telah diimplementasikan dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2019-2038 yang menjadi dasar penyusunan Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah (RUKD) maupun Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2019-2028.

        Menurut Jisman, pengembangan energi terbarukan yang berkelanjutan menjadi penting karena saat ini untuk menuju ketahanan energi, Indonesia perlu memanfaatkan energi setempat yang bersih.

        Selain itu, pembiayaan pembangunan proyek berbasis energi fosil, seperti pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara, sudah dihentikan oleh negara-negara pemberi modal.

        Jisman menyampaikan EBT banyak berada di daerah-daerah remote di kepulauan yang belum terlistriki karena belum bisa dimasukkan dalam jaringan PLN. Total ada 433 desa di Indonesia yang belum mendapatkan listrik.

        "Kita coba menyalakan tahun ini. Karena desa-desa ini scattered (tersebar), maka diperlukan teknologi karena tidak bisa extension grid dari PLN. Paling cocok di sana adalah dengan mengembangkan energi setempat, dengan EBT," kata Jisman.

        Jisman lalu menjelaskan strategi untuk mencapai target EBT 23% untuk masuk dalam bauran energi. Contohnya, seperti program Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk daerah bekas tambang.

        "Ini sudah dibahas dan kemungkinan di RUPTL yang baru akan kita masukkan. Nanti juga akan ada banyak PLTS yang floating (terapung), sudah dimulai dengan 145 MWp Cirata. Ke depan akan ada banyak dam (bendungan) yang kita gunakan untuk PLTS floating, juga ada PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu) Sidrap ekspansi, Sukabumi, dan lainnya," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bambang Ismoyo
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: