Kredit Foto: Desabumi
Desabumi bersama Society of Renewable Energy (SRE) Indonesia mendorong kemandirian energi dan percepatan digitalisasi Desa Sukobubuk, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, melalui program “Menghubungkan Desa, Menumbuhkan Harapan” yang digelar pada 10 November bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan Nasional. Inisiatif ini bertujuan memperkuat ekonomi desa, meningkatkan akses energi bersih, dan memanfaatkan teknologi untuk membuka peluang baru bagi masyarakat.
Program tersebut menjadikan Desa Sukobubuk sebagai model desa mandiri energi melalui pembangunan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 10 kWp dan 20 kWh. Infrastruktur ini menggerakkan pompa irigasi pertanian, cold storage hasil panen, serta penerangan fasilitas umum. Selain itu, internet berbasis satelit turut disediakan untuk mendukung aktivitas ekonomi digital bagi petani dan pelaku UMKM.
Pendiri SRE, Zagy Berian, menjelaskan pendekatan program dilakukan dengan menyesuaikan kebutuhan warga. “Kami membangun sistem dengan mendengarkan kebutuhan masyarakat melalui diskusi, tujuannya untuk mensinergikan kebutuhan dan potensi alam yang ada. Ide ini didorong oleh masyarakat, Desabumi dan SRE membantu merumuskan untuk menciptakan teknologi tepat guna,” ujarnya.
Baca Juga: Dayabumi dan Desabumi Pacu Pemerataan Digital di Desa
Pendiri Desabumi, Gamma Thohir, menilai Desa Sukobubuk menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengadopsi energi terbarukan dan akses digital. “Desa Sukobubuk menjadi contoh nyata bagaimana kemandirian energi dan akses digital dapat berjalan beriringan untuk mendorong kemajuan desa, dan kami sangat bangga melihat semangat masyarakat yang terus berkembang dalam memanfaatkan energi terbarukan serta konektivitas internet untuk meningkatkan kesejahteraan dan memperluas peluang di berbagai sektor,” katanya.
Manfaat PLTS mulai dirasakan warga, terutama pada sektor pertanian. Seorang warga menyampaikan bahwa pengairan lahan kini lebih mudah karena pompa air dapat beroperasi kapan pun tanpa kekhawatiran kekurangan daya. “Hasil panen kami jadi lebih efektif, dan penghasilan pun ikut meningkat,” ungkapnya.
Dalam kegiatan bertajuk Saba Desa – Energi dan Pangan, warga bersama tim Desabumi dan SRE meninjau langsung infrastruktur PLTS dan berdialog dengan pengelola sistem energi. Para petani menjelaskan bahwa pasokan air irigasi kini tidak lagi bergantung pada listrik PLN. Teknologi ini membantu mereka menghadapi musim kemarau panjang dan meningkatkan hasil panen hingga 30 persen.
Baca Juga: Indonesia Butuh 9 Juta Talenta Digital di 2030, Nezar Patria Ajak Industri Telekom Kolaborasi
Selain mendukung produktivitas pertanian, konektivitas internet turut dimanfaatkan kelompok tani dan UMKM untuk memperluas pemasaran produk lokal. Rifqi Suweno, pelaku UMKM sekaligus Sekretaris Desa Sukobubuk, mengatakan aktivitas penjualan kini tidak hanya bergantung pada pasar tradisional. “Dulu kami hanya menjual di pasar lokal, sekarang bisa melakukan pemasaran lewat online. Pemasukan jadi lebih stabil,” ujarnya.
Momentum Hari Pahlawan disebut menjadi pengingat tentang bentuk perjuangan modern, yaitu menjaga lingkungan, mengembangkan ekonomi hijau, dan memperkuat ketahanan desa. “Kalau dulu pahlawan berjuang untuk kemerdekaan, kini kita berjuang untuk keberlanjutan. Setiap langkah kecil mulai dari desa, dari petani, dari pelajar adalah bagian dari perjuangan menjaga bumi,” kata Gamma Thohir.
Kegiatan ditutup dengan dialog antara warga dan perwakilan SRE Indonesia mengenai pentingnya kolaborasi lintas sektor. Diskusi tersebut menyoroti pembangunan model Desa Energi dan Digital sebagai arah baru pembangunan nasional yang menempatkan desa sebagai pusat inovasi energi bersih dan ekonomi berkelanjutan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement