Sejumlah kader PDIP Solo, Jawa Tengah (Jateng), tetap menginginkan putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon Wali Kota Solo. Apalagi, calon petahana yakni Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo sudah mengajukan pengunduran diri sebagai calon.
Diketahui, kader PDIP Solo mengusulkan kepada DPP PDIP untuk merekomendasikan Gibran sebagai calon Wali Kota Solo di Pilkada Serentak 2020.
Baca Juga: Elektabilitasnya Kian Moncer, Sindir Demokrat: Gibran Kan Anak Presiden, Bukan Lurah
Mereka terdiri dari pengurus struktural PDIP, kader senior dan mantan pengurus PDIP Solo, pengurus departemen, pengurus anak cabang, pengurus ranting, pengurus anak ranting PDIP, dan mantan anggota Fraksi DPRD Solo.
"Kami menilai ada dinamika dan etika politik tidak sehat dalam pencalonan Achmad Purnomo dan Teguh Prakosa," kata Wakil Ketua I PDIP Kecamatan Banjarsari, Ariyanto Rinto Suryono, di Solo, belum lama ini.
Kata Ariyanto, alasan kader PDIP Solo mengusulkan Gibran karena melihat sikap dan etika politik Achmad Purnomo yang sudah secara resmi mengundurkan diri sebagai bakal calon wali kota, tapi pengunduran diri itu mendapat penolakan dari PDIP Solo.
Karenanya, mereka meminta DPP mengklarifikasi pernyataan resmi mundurnya Achmad Purnomo sebagai balon wali kota Solo yang telah diusulkan PDIP Solo. Hal itu agar tidak terjadi persepsi di masyarakat, seorang yang telah mempermainkan PDIP pada proses pencalonan Pilkada 2020.
"Kami tidak suka etika politik seperti ini. Seyogyanya, DPC PDIP Solo tidak memaksakan kehendak untuk tetap mencalonkan Achmad Purnomo," ungkapnya.
Para kader PDIP Solo, lanjut Ariyanto, juga mengusulkan DPP untuk menunjuk balon wakil wali kota yang mendampingi Gibran adalah kader senior PDIP yang berkompeten, kredibel, responsif, dan loyal serta berpengalaman dalam pemerintahan dan menguasai peta politik Kota Solo.
"Kami siap mengamankan dan memenangkan bakal calon wali kota dan wakil wali kota Solo yang direkomendasikan DPP PDIP," tegasnya.
Bidik 77 Persen Pemilih
KPUD Kota Solo pasang target tinggi dalam hal partisipasi pemilih. Penyelenggara pemilu ini membidik 77,5 persen atau lebih tinggi dibandingkan Pemilu 2004.
Ketua KPUD Solo Nurul Sutarti mengatakan, sejak awal pihaknya menargetkan bisa meraih hasil maksimal dalam Pilkada 2020. Salah satunya partisipasi pemilih. Meski di tengah pandemi, pihaknya menargetkan angka partisipasi 77,5 persen dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang berbasiskan data Pemilu 2019.
"Bahkan, target tingkat partisipasi pemilih pada Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo 2020 sebanyak 77,5 persen," ujarnya.
Nurul mengatakan, target partipasi pemilih di Pilkada 2020 terbilang tinggi dibandingkan pemilupemilu lainnya. Sebagai contoh, tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada Solo 2010 hanya 71 persen, sedangkan pada tahun 2015 meningkat menjadi 74 persen.
"Bahkan tingkat kehadiran pemilih pada pemilihan umum (pemilu) serentak pertama di Indonesia pada tahun 2004 hanya 76 persen," jelasnya.
Terkait strategi menarik pemilih di tengah pandemi, Nurul mengaku bahwa pihaknya akan meniru taktik Korea Selatan. Di Negeri Ginseng tersebut partisipasi masyarakat dalam pemilu sangat tinggi meski digelar saat pandemi.
"Kami akan berlajar pengalaman pemilu di Korsel, justru di tengah pandemi tingkat partisipasi pemilih paling tinggi dari pada tahun-tahun sebelumnya," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: