Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bebaskan Sandera, Aksi Presiden Ukraina Layaknya Aktor Hollywood

        Bebaskan Sandera, Aksi Presiden Ukraina Layaknya Aktor Hollywood Kredit Foto: Reuters
        Warta Ekonomi, Kiev, Ukraina -

        Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terlibat dalam pembebasan 13 sandera di sebuah bus di kota Kota Lutsk, Selasa malam waktu setempat (21/7/2020). Bak aktor Hollywood, melalui telepon, Zelensky bernegosiasi dengan penyandera yang diketahui bernama Maksym Kryvosh.

        Dalam drama penyanderaan selama 12 jam itu, polisi sempat kesulitan bernegosiasi, sebelum Zelensky turun tangan langsung. Tak seperti kasus penyanderaan yang meminta tebusan atau pembebasan rekannya, penyandera meminta Zelensky mempromosikan film dokumenter. Film berjudul Earthlings ini diproduksi 2005 dan dibintangi salah satu aktor Hollywood, Joaquin Phoenix.

        Baca Juga: Terkuak Pesawat Maskapai Ukraina Ditembak Jatuh Iran karena...

        Temanya soal perlakuan kasar manusia terhadap hewan. Oleh pembajak, Zelensky diminta merekam video pendek untuk diposting di Facebook, menyerukan orang-orang untuk menonton film tersebut.

        Sebelum memenuhi tuntutan itu, Zelensky meminta pelaku membebaskan tiga sandera. Salah satunya wanita hamil. Permintaannya, Zelensky lantas membuat video.

        “Film tahun 2005. Semua orang harus menontonnya,” ucapnya dalam video berdurasi enam detik itu.

        Berikutnya, Zelensky berunding dengan penyandera melalui saluran telepon selama 10 menit. Orang nomor satu di Ukraina itu berhasil meyakinkan penyandera agar membebaskan seluruh sandera.

        Sekitar satu jam kemudian, sandera-sandera lainnya ikut dibebaskan. Terakhir, pelaku ditangkap. Tayangan video menunjukkan pasukan keamanan mengepung seorang pria yang terlungkup di atas trotoar di dekat bus, dengan tangannya di belakang. Saat ini pelaku sedang diselidiki dengan tuduhan teror.

        Berkat bantuan Zelensky, kepolisian Ukraina berhasil membebaskan 13 penumpang bus. Tak cuma itu, pelaku penyanderaan berhasil ditangkap.

        Dilansir BBC, Dinas Keamanan Ukraina (Security Service of Ukraine/ SBU) menyatakan, tak ada korban jiwa dalam operasi gabungan pembebasan seluruh sandera itu. Disebutkan, para sandera berada di dalam bus sejak pagi hari. Tepatnya mulai sekitar pukul 9 waktu setempat.

        Kondisi para sandera benar-benar terjepit. Karena, tak ada akses makanan maupun toilet. Dalam tayangan video, sebuah bus berwarna biru-putih dengan kaca jendela pecah dan tirai ditutup, dikepung banyak polisi.

        Pihak kepolisian sebelumnya menyebut ada 20 sandera di dalam bus tersebut. Namun diralat menjadi 13. Pelaku sempat mengancam akan meledakkan bom jika permintaannya anehnya tidak dipenuhi.

        Selanjutnya, pelaku melepas tembakan. Dan melemparkan sebuah paket peledak ke ruas jalanan. Pelaku awalnya menyebut dirinya sebagai Maksym Plokhoy. Namun polisi mengidentifikasinya sebagai Maksym Kryvosh yang pernah mendekam di penjara selama 10 tahun atas berbagai tindak pidana.

        Di akun Twitter-nya yang kini sudah hilang, pelaku juga mengklaim dirinya bersenjata lengkap. Termasuk membawa bom. Dan menuntut tokoh top Ukraina untuk menyampaikan pesan antikemapanan via media sosial.

        Zelensky awalnya berpikir ingin melakukan serangan bersenjata untuk membebaskan sandera. Namun, katanya, hal itu terlalu berisiko mengorbankan sandera. Bersyukur akhirnya, dia bisa bernapas lega.

        “Kita tidak kehilangan satu pun orang,” ucap Presiden Zelensky, dikutip Daily.

        Menteri Dalam Negeri Ukraina Arsen Avakov menambahkan, pelaku keluar dari bus usai permintaannya dipenuhi. Avakov menyebut pelaku sungguh memberikan ancaman dengan persenjataan yang dibawanya yang membuat situasi penyanderaan ini sangat serius.

        Avakov menjelaskan, pelaku memiliki pistol yang berfungsi. Sebuah senapan otomatis, dan granat.

        “Ada ancaman. Tapi semua sudah berlalu. Hukuman penjara yang panjang menantinya,” ujar Avakov, sembari menyebut kondisi kejiwaan pelaku tidak stabil.

        Sang pelaku, Kryvosh, lahir pada 1975 di Rusia. Dia pernah dihukum atas tuduhan perampokan pada 2013. Dia disebut pernah menjalani tiga kali hukuman penjara. Yang paling lama adalah delapan tahun. Dia dijuluki Maxim Bad.

        Dalam sebuah postingan, dia menyebut jadi penjahat adalah jalan menuju surga. Kryvosh juga disebut sebagai seseorang yang kerap mengkritik pemerintah negara itu. Terutama terkait sistem negara Ukraina.

        Sebelumnya, dia pernah menerbitkan buku berjudul Filosofi Seorang Kriminal (Philosophy Of A Criminal). Dalam akun Telegram yang diketahui sebagai miliknya, Kryvosh mengatakan negara adalah teroris yang sebenarnya. Dan selalu jadi teroris yang pertama.

        Sedangkan dalam bukunya dia menulis pesan yang menunjukkan dirinya tak punya rasa takut.

        “Kamu bisa membunuhku, tetapi itu tidak akan dibenarkan. Saya tidak takut. Wajah Tuhan ada di cermin,” tulisnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: