Proyek MLN Phase-4 merupakan proyek pengembangan Pertamina pertama di Luar Negeri yang berada di lapangan MLN (Menzel Ledjmet Nord) Blok 405A Algeria yang dikerjakan oleh Pertamina Algeria EP, anak perusahaan Pertamina Internasional EP (PIEP).
Direktur Utama Pertamina Internasional Explorasi Produksi, John Anis, menyampaikan, proyek Phase-4 ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memaksimalkan potensi lapangan MLN Algeria yang saat ini telah menyelesaikan workover sebanyak 15 sumur dan pemboran sebanyak 12 sumur dari pemboran sumur terakhir yaitu MLC-9P yang telah selesai pada 17 Maret 2020. Direncanakan, akan mencapai puncak produksi di 2021.
Baca Juga: Kepala BKPM Tinjau Proyek Pertamina di Balikpapan
"Selesainya sumur ke-12 (MLC-9P) ini menandakan seluruh lingkup pemboran pengembangan dan workover MLN Phase-4 telah selesai dilaksanakan dan ditandai dengan Ceremonial Drilling Accomplishment oleh jajaran menejemen PIEP," ujar Anis dalam keterangan pers, Sabtu (29/8/2020).
Pada kesempatan tersebut disampaikan bahwa kegiatan ini merupakan milestone yang besar untuk Pertamina. Ini merupakan drilling operasi pertama yang dilakukan Pertamina di overseas sebagai field operator. Team drilling yang terdiri dari Staf Kantor Pusat PIEP Jakarta yang langsung mengoperasikan kegiatan drilling and workover ini berhasil melakukan efisiensi dan sinergi di dalam Pertamina Group.
"Keberhasilan prestasi ini didukung dengan efisiensi biaya dan waktu pemboran dari target AFE (Authorized Financial Expenditure) sebesar US$14j uta per sumur selama 55 hari. PIEP selaku pemegang wewenang pengelolaan lapangan mampu melakukan efisiensi 8.5-10 juta per sumur selama 35-45 hari per sumur sehingga total penghematan untuk efisiensi workover dan drilling diperkirakan sebesar US$100 million," ujar Anis.
Selain itu, PIEP juga telah berhasil melakukan sinergy dengan pemakaian SF-05 sebagai bahan dasar fluida pemboran untuk sumur ke-10 (MLNW-12) dan sumur ke 12 (MLC-9). Kedua sumur ini menggunakan SF-05 dan berhasil memberikan performance drilling yang lebih baik dan tentunya memberikan environmental impact yang lebih baik juga.
Anis menuturkan, ini menunjukkan Pertamina sangat peduli dan komitmen terhadap lingkungan di sekitar wilayah kerja jika dibandingkan dengan kegiatan industri migas di Algeria lainnya. Pada umumnya, sampai saat ini, kegiatan industri migas di Algeria masih menggunakan diesel sebagai bahan dasar fluida pemboran yang tentunya secara environment akan berdampak negatif terhadap lingkungan.
"Keberhasilan pemboran, pelaksanaan efisiensi biaya dan waktu, serta pekerjaan operasi yang ramah lingkungan membuktikan bahwa PIEP memiliki kapabilitas dan kemampuan yang aandal untuk bisa beroperasi di luar negeri," tutur Anis.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: