Berawal dari Sakit Usus, Wanita Ini Berujung Jadi Pengusaha Sukses! Kok Bisa?

Berawal dari sakit Irritable Bowel Syndrom (IBS) atau sindrom iritasi usus besar, wanita asal Kolumbia, Jules Miller sukses menjadi pengusaha. Saat itu, berbagai macam pengobatan telah dilakukan wanita yang berdomisili di London ini, tetapi ia tetap merasa tidak lebih baik dari sebelumnya.

"Banyak sekali macam-macam pengobatan bahkan suplemen yang telah dikonsumsi untuk bisa menyembuhkan rasa tidak nyaman pada ususku, tetapi justru semuanya malah membuat permasalahan jauh lebih buruk," ungkap Jules dikutip dari BBC di Jakarta, Selasa (13/10/2020).

Baca Juga: Meninggal Dunia, Ini Sepak Terjang Pengusaha Senior Robby Sumampow

Jules bahkan merasa bahwa obat dan suplemen yang ia konsumsi malah membuat berat badan dan massa tubuhnya bertambah. Berawal dari sanalah ia memutuskan bekerja sama dengan kakeknya, George Miller untuk melakukan riset suplemen yang mempunyai formulasi dan komposisi baik.

"George merupakan seorang kimiawan di University of Cambridge, jadi belajar dengan dirinya, memberikan saya banyak pengalaman dan pengetahuan baru tentang suplemen dan vitamin," jelas Jules.

Alhasil pada tahun 2017, Jules pun mendirikan Nue yang merupakan perusahaan farmasi spesialis suplemen. Ia membuat motto dan tujuan perusahaannya bisa mengkomposisikan suplemen dan vitamin yang sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat.

Berkat kesukesan itu, Nue bisa meraup 7,8 juta pound atau sekitar Rp147 miliar dari keuntungan dalam 3 tahun berlangsungnya eksistensi perusahaan ini. Bahkan, pendapatan perusahaan farmasi ini meningkat 6x lipat lantaran pandemi Covid-19 yang membuat orang-orang kian menjaga daya tahan tubuh.

Produk utama dari Nue sendiri adalah Debloat yang merupakan suplemen meringankan sakit dari IBS. Karena kesuksesan dari produk dan meningkatnya kepercayaan klien, Nue mulai memperbesar aneka produk menjadi vitamin, perawatan kulit dan masih banyak lagi.

Selain itu, Jules juga merasa perusahaannya sukses karena berlokasi di New York, AS. "Dibandingkan dari Inggris, masyarakat Amerika Serikat dari riset yang kami lakukan jauh lebih sadar akan keuntungan dan manfaat suplemen atau vitamin terhadap kesehatan tubuh," tandas Jules.