WE Online, Jakarta - Menteri Perhubungan Evert Erenst Mangindaan menekankan pentingnya pengembangan moda transportasi massal yang berkelanjutan dan ramah lingkungan sebagai solusi guna mengatasi beragam masalah transportasi di Indonesia.
"Enviromentally Sustainable Transport (EST/Transportasi Berkelanjutan Ramah Lingkungan) cukup berhasil memberi solusi masalah transportasi," kata Menteri Perhubungan Evert Erenst Mangindaan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (28/6/2014).
Menurut Menhub, hal tersebut karena EST dinilai memberikan keseimbangan tiga pilar penting transportasi yaitu lingkungan, sosial dan ekonomi.
Dengan demikian, ujar dia, manfaat dari solusi transportasi berkelanjutan yang ramah lingkungan tidak hanya bisa dinikmati saat ini tetapi juga bagi generasi mendatang.
Mangindaan mengingatkan EST merupakan konsep yang telah banyak digunakan oleh negara-negara maju dan cukup berhasil dalam rangka memberi solusi terhadap masalah transportasi, terutama transportasi darat.
Menhub memaparkan, beberapa poin penting pengertian dan penerapan EST yaitu, kegiatan transportasi yang mengutamakan keselamatan dan kenyamanan pemakai, serta kegiatan transportasi yang efisien dan efektif baik untuk pemakai ataupun bahan bakar yang dipakai.
Ia mengungkapkan, kepemilikan kendaraan bermotor dalam lima tahun terakhir meningkat pesat yaitu sepeda motor 20 persen dan mobil 22 persen. "Konsekuensi kondisi tersebut adalah meningkatnya konsumsi energi dan pencemaran udara," katanya.
Sektor transportasi diperkirakan mengkonsumsi 20 perasen dari total energi nasional dan 97 persen dari total energi sektor transportasi menggunakan BBM. Emisi gas rumah kaca yang dihasilkan sektor transportasi yang menggunakan BBM mencapai 23 persen dari total emisi nasional.
Untuk itu, pemerintah juga telah memiliki sejumlah inisiatif penerapan konsep pembangunan EST antara lain Bus Rapid Transit (BRT), gasifikasi angkutan umum sejak tahun 2007, penerapan Intelligent Transport System (ITS), pemantauan pengawasan kualitas udara di 26 kota, pelatihan smart driving dan proyek percontohan Indonesia's NAMAs (Nationally Appopriate Mitigation Action) di tiga kota yaitu Manado, Batam dan Medan.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan menginginkan pengembangan moda transportasi massal yang ramah lingkungan sebagai permasalahan penataan yang sinergis antara kebijakan lingkungan dan sektor transportasi.
"Pemerintah daerah perlu untuk mengembangkan transportasi massal yang ramah lingkungan," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenhub Elly Sinaga dalam acara diskusi nasional di Jakarta, Kamis (26/6).
Menurut dia, terdapat sejumlah kepala daerah yang dinilai meningkatkan kepedulian terhadap hal itu antara lain Walikota Bandung Ridwan Kamil, Walikota Surabaya Tri Rismaharini, dan Walikota Palembang Edi Santana.
Ia juga mengungkapkan bahwa pihaknya sedang menyusun Peraturan Menteri Perhubungan terkait dengan transportasi ramah lingkungan yang rencananya bakal ditandatangani pada tahun 2014. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait: