Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pertamina Pede Tahun Ini Bisa Sulap Rugi Jadi Untung Belasan Triliun Rupiah

        Pertamina Pede Tahun Ini Bisa Sulap Rugi Jadi Untung Belasan Triliun Rupiah Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Pertamina (Persero) optimis bisa membukukan laba mencapai US$800 juta atau sekitar Rp11,28 triliun (asumsi kurs Rp14.100 per dolar) secara penuh hingga akhir tahun ini dan EBITDA lebih dari US$7 miliar atau sekitar Rp98,7 triliun.

        Sebelumnya, pada semester I-2020 lalu, Pertamina sempat mencatatkan kerugian bersih. Namun, memasuki paruh kedua 2020, Pertamina melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja, sesuai dengan arahan Menteri BUMN, yaitu melakukan transformasi, efisiensi, dan akuntabilitas secara konsisten. Sehingga di penghujung 2020 berhasil mencetak laba bersih.

        Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan bahwa meskipun perusahaan terdampak triple shock (turunnya harga minyak, permintaan, dan melemahnya kurs) karena pandemi Covid-19, namun seluruh lini bisnis terus bergerak menuntaskan target 2020 sesuai Key Performance Indicator (KPI) yang ditetapkan pemegang saham.

        Baca Juga: Bank Sentral China & Hong Kong Uji Coba Penggunaan Yuan Digital

        Nicke menuturkan, Pertamina juga melakukan pengelolaan utang dalam upaya untuk mempertahankan rasio keuangan yang sehat, hasilnya menunjukkan prognosa rasio utang pada akhir 2020 tetap terjaga baik dengan tren yang masih kompetitif dibandingkan dengan perusahaan migas nasional maupun internasional lainnya.

        Dengan posisi keuangan ini, lanjutnya, tiga lembaga pemeringkat internasional yaitu Moody's, S&P, dan Fitch kembali menetapkan Pertamina pada peringkat investment grade masing-masing pada level baa2, BBB, dan BBB.

        "Penilaian international rating dengan tingkat investment grade menunjukkan bahwa kepercayaan investor tetap tinggi, dan mengindikasikan tingkat ketangguhan (resilience) Pertamina yang cukup baik dalam mengatasi kondisi dampak pandemi di 2020," tutur Nicke dalam keterangan pers, Senin (7/12/2020).

        Di tengah tantangan ini, Pertamina tetap mengoperasikan seluruh aktivitas produksinya dari hulu ke hilir, serta menggerakkan seluruh mitra bisnis pada ekosistem bisnis proses Pertamina dan sektor energi Indonesia. Manajemen Pertamina pun berupaya untuk tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), meskipun perusahaan migas global lainnya maupun industri lain melakukan PHK besar-besaran.

        Menurutnya, Pertamina konsisten berkomitmen untuk tetap menjadi penggerak perekonomian nasional di masa sulit akibat pandemi Covid-19, terutama untuk memastikan lapangan pekerjaan dan menjaga keberlangsungan hidup 1,2 juta tenaga kerja langsung, serta efek berganda (multiplier effect) terhadap sekitar 20 juta tenaga kerja secara tidak langsung.

        Sebagai BUMN, imbuhnya, Pertamina juga tetap menjalankan penugasan pemerintah melalui berbagai program seperti BBM Satu Harga, konversi BBM ke BBG untuk nelayan dan petani, pembangunan kilang, pembangunan jaringan transmisi dan distribusi gas bumi, serta infrastruktur hilir lainnya.

        "Di tengah pandemi Covid-19, pencapaian laba bersih dan arus kas perusahaan yang positif di penghujung 2020 ini merupakan kado terindah bagi Pertamina menjelang HUT nya yang ke-63," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: