Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pandji Pragiwaksono Ungkap Kesuksesan Marketing Sepatu Nike Air Jordan, Ternyata...

        Pandji Pragiwaksono Ungkap Kesuksesan Marketing Sepatu Nike Air Jordan, Ternyata... Kredit Foto: Hypebeast/Asphalt Gold
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Nike Air Jordan 1 Banned yang dijual tahun 1985 hingga hari ini masih dicari orang, bahkan meski sudah di penghujunga tahun 2020. Harganya pun justru semakin melambung. Bagaimana bisa? Dalam kanal YouTube Pandji Pragiwaksono yang berjudul 'Air Jordan, Sebuah Kisah Sukses Marketing' Pandji mengatakan bahwa sebenarnya sepatu tersebut sempat dilarang oleh National Basketball Association (NBA).

        Awal mulanya yakni saat itu Nike pada tahun 1980an sedang bingung lantaran penjualan mereka menurun drastis. Mereka juga sempat dituding mencontek desin Tiger.

        Baca Juga: Ciamik! Ini Prinsip Pandji Pragiwaksono dalam Promosi hingga Susun Strategi Marketing

        Saat itu, Nike menggandeng petenis John McEnroe yang memiliki karakter kuat. Untuk diketahui, Nike memiliki kecenderungan tertarik kepada atlet yang berkarakter kuat, unik dan kontroversial. Hal ini karena Nike tahu bahwa orang-orang yang kontroversial dapat menjadi publisitas (dibicarakan orang) agar brand-nya pun ikut terbawa.

        Namun, saking kuatnya karakter, seseorang bisa sangat suka atau bisa sama sekali tidak suka. Sehingga, mereka yang sangat menyukai ini bisa menghasilkan keuntungan dan meningkatkan penjualan.

        Setelah John McEnroe, barulah Nike mendekati Michael Jordan yang sedang dekat dengan Adidas. Awalnya, Michael Jordan menolak namun akhirnya pihak Nike menghubungi langsung orang tua dari Michael Jordan, barulah Jordan tertarik menjadi talent Nike.

        Setelah itu, lini Air Jordan pun terbentuk dikhususkan untuk Michael Jordan. Setelahnya, Jordan diberikan sepatu Nike Air Ship berwarna merah dan hitam, tidak ada warna putihnya.

        Untuk diketahui, peraturan dari NBA kala itu adalah warna sepatu harus sama dengan warna seragam tim dan harus ada warna putihnya. Lalu, Nike pun dikirim surat bahwa Michael Jordan memakai sepatu yang melanggar peraturan NBA. Apabila Michael Jordan tetap memakai sepatu tersebut, maka Jordan akan didenda.

        Nike justru melihat ini sebagai kesempatan dan membuat ini sebagai publisitas. Mereka membuat narasi bahwa Nike membuat sepatu yang menyebabkan Michael Jordan didenda. Setelahnya, barulah Nike membuat sepatu Air Jordan 1 dengan warna merah, hitam dan putih.

        Nike memang sudah memainkan marketing dengan semangat perlawanan. Semakin dilarang justru semakin tertantang. Bahkan, konon Michael Jordan sempat ditawarkan untuk memakai sepatu yang dilarang, tetapi akhirnya ia menunjukkan bahwa sepatu yang ia kenakan adalah sepatu Nike Air Jordan 1 Banned berwarna merah, hitam dan putih.

        Dan untuk diketahui, sepatu yang di banned atau dilarang itu adalah sepatu Nike Air Ship, bukan Air Jordan 1. Tetapi narasi itu berhasil menjadi publisitas hingga sekarang berhasil terjual jutaan pasang. Padahal, target penjualan untuk Air Jordan ini hanya sekian ratus ribu. Hebat sekali, bukan?

        Kesuksesan ini tak hanya berkat narasi dari Nike, tetapi juga bagaimana Michael Jordan terus membawakan kisah ini di panggung sehingga penjualan pun terus meningkat.

        Ditambah lagi, Nike terus membuat sepatu Air Jordan ini dapat relevan setiap masa yaitu dengan melekatkan cerita pada produknya. Ada juga sepatu Air Jordan 'Flu Game' karena sepatu itu dikenakan Michael Jordan saat ia sedang flu. Belakangan diketahui bahwa Jordan konon diracun melalui pizza-nya dan ia tetap menang di pertandingan tersebut.

        Karena itulah, peran Michael Jordan juga sangat penting. Jikalau Michael Jordan tidak berprestasi, mungkin sepatu tersebut tidak akan terjual dengan baik.

        Selain membentuk narasi, cara lain yang dibuat Nike agar Air Jordan selalu relevan adalah kolaborasi brand. Seperti Nike Air Jordan yang berkolarborasi dengan Off-White, pada saat rilis tahun 2017 hanya seharga Rp2 jutaan, tetapi kini mencapai Rp60 jutaan.

        Nike pun tak hanya berkolaborasi dengan atlet tetapi juga dengan rapper seperti Travis Scott, desainer, dan lain sebagainya. Itulah yang membuat Nike tetap relevan dari zaman ke zaman karena tim marketing di balik penjualan Nike ini sangat hebat menyusun strategi.

        Bahkan, ketika Michael Jordan sudah tidak bermain basket lagi, sepatu Air Jordan 1 masih diincar sampai sekarang. Karena itu juga sepatu Air Jordan memiliki desain yang berbeda dan unik, karena Michael Jordan sendiri menginginkan sepatu yang menarik perhatian meski hanya duduk diam di lapangan.

        Hingga kini Air Jordan sudah mengeluarkan seri hingga 30an, karena itulah Pandji melihat usia Air Jordan akan terus berumur panjang lantaran strategi marketingnya sangat melekat ke dalam branding dan produknya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: