Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Aksi Diam Prabowo Subianto Dibongkar Pengamat, Ternyata oh Ternyata...

        Aksi Diam Prabowo Subianto Dibongkar Pengamat, Ternyata oh Ternyata... Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengamat politik Maksimus Ramses Lalongkoe menilai aksi diam Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto karena memiliki maksud tertentu yakni mengincar massa Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, Prabowo berpotensi kuat kembali diusung di Pilpres 2024 mendatang. Bahkan, Prabowo memiliki potensi kuat untuk menang jika mampu menarik basis pendukung Jokowi.

        "Justru PS (Prabowo Subianto) ini yang berpotensi kuat di Pilpres 2024," ujarnya seperti dilansir dari Pojoksatu di Jakarta, Rabu (20/1/2021).

        Baca Juga: Listyo Sigit Prabowo Ditantang Tumpas Premanisme & Tegakkan Keadilan, Bisa Gak Tuh?

        Lanjutnya, ia memaparkan analisis terkait peluang Prabowo Subianto menang di Pilpres 2024 dengan merangkul pendukung Jokowi. 

        "Sekarang PS lebih banyak mengagung-agungkan Jokowi, tanpa ada kritikan lagi. Saya kira ini sinyal bahwa PS sedang menjadi baik, basis dukungan Jokowi," katanya.

        Lebih lanjut, ia menilai Prabowo kemungkinan belum tampak melakukan gebrakan lantaran pihaknya masih menunggu waktu yang tepat.

        "Saya kira dia menunggu waktu yang tepat sebab jangan sampai ia dinilai presiden menggunakan panggung menteri untuk tujuan pilpres," katanya lagi.

        Baca Juga: Prabowo Subianto Doakan Korban Sriwijaya Air SJ 182 dapat Tempat Terbaik

        Ia pun melihat sangat tidak efektif bagi Prabowo jika dicurigai bekerja sebagai menteri dalam suasana kepentingan politik.

        "Makanya, Prabowo Subianto sepertinya sedang menjaga betul kondisi ini dan menjaga basis dukungan Jokowi juga," tukasnya.

        Seperti diketahui, Prabowo Subianto kerap menjadi sorotan karena memilih untuk bungkam dalam menghadapi berbagai peristiwa yang terjadi di Tanah Air belakangan ini. Misalnya, Prabowo tetap diam meski dua kali laut NKRI dijebol China.

        Bahkan, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), La Nyalla Mattalitti, sampai mengingatkan bahwa kedaulatan yang ada di laut merupakan bagian dari tugas Prabowo sebagai seorang menteri pertahanan.

        "Masuknya kapal survei China ke perairan Indonesia di Selat Sunda harus menjadi concern Kementerian Pertahanan. Masuknya kapal tersebut tanpa terdeteksi adalah warning bagi pertahanan kita," kata mantan Ketum PSSI ini.

        Nyalla menegaskan, keamanan adalah persoalan penting, karena terkait dengan kedaulatan. Ia berharap pemerintah segera membenahi sistem keamanan laut. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia seharusnya memiliki armada laut yang kuat untuk memantau seluruh areal perairannya.

        "Sekali lagi, kita mengingatkan kepada Kementerian Pertahanan, ini sangat penting untuk diperhatikan karena menyangkut teritori dan kedaulatan negara," ujarnya.

        Baca Juga: Prabowo Subianto Doakan Korban Sriwijaya Air SJ 182 dapat Tempat Terbaik

        Bukan hanya Nyalla, PKS yang di Pilpres 2014 dan 2019 jadi kendaraan Prabowo maju sebagai calon presiden, tak kalah kerasnya menyampaikan kritik. Wakil Ketua Fraksi PKS, Sukamta mengaku geram, kejadian seperti ini terus berulang tanpa ada tindakan tegas dari pemerintah.

        Sukamta meminta pemerintah, khususnya Menhan, mengambil tindakan tegas terhadap pihak manapun yang mencoba menyelundup ke wilayah Indonesia. Bahkan, ia meminta pemerintah mengambil langkah menenggelamkan kapal asing, seperti yang dulu sempat digaungkan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.

        "Kalau perlu tenggelamkan," kata Sukamta.

        Anggota Komisi I DPR ini tak percaya dengan dalih kapal China yang mematikan sistem lacak otomatisnya tersebut. Menurut dia, Bakamla mestinya mencegat dan menahan pihak kapal untuk diinterogasi. Hal ini untuk mengetahui apakah mereka sedang melakukan kegiatan mata-mata atau tindak kejahatan lainnya.

        Baca Juga: Ada Apa Nih? Tiba-Tiba Said Didu Colek Langsung Menhan Prabowo

        Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin menilai, kritik Nyalla bukan soal urusan pribadinya dengan Prabowo. Apa yang disampaikan Nyalla sebagai bentuk peringatan agar Prabowo tidak terlena duduk di kursi menteri.

        "Jadi wajar saja, kalau La Nyalla gebuk Prabowo. Ini sebagai bentuk perhatian. Bagaimanapun La Nyalla merupakan ketua lembaga tinggi negara. Mungkin sudah geregetan karena kejadian ini terus berulang," kata Ujang.

        Menurut dia, teguran La Nyalla sudah tepat ditujukan kepada Prabowo. Masuknya kapal China ke Selat Sunda tanpa izin merupakan ancaman kedaulatan negara yang nyata.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: