Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dua Hambatan yang Bikin Covid-19 Sulit Dikendalikan

        Dua Hambatan yang Bikin Covid-19 Sulit Dikendalikan Kredit Foto: Antara/Muhammad Iqbal
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan, pengendalian Covid-19 sulit dilakukan karena dua hambatan. Satu dari masyarakat, satu lagi dari pemerintah.

        Dante menyebut, hambatan dari masyarakat adalah kendornya disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.

        Baca Juga: Apa Kabar Pasien asal Medan yang Tertular COVID Varian Baru B117?

        “Ketidakpatuhan masyarakat menunjukkan bahwa sebetulnya mereka sudah mulai lelah,” tutur Dante dalam diskusi dan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana 2021 yang diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) secara virtual, kemarin.

        Padahal, diingatkannya, pengendalian Covid-19 tidak semuanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Justru, kepatuhan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan salah satu bagian penting untuk menekan kasus positif virus Corona.

        Sementara, hambatan dari pemerintah adalah belum melakukan upaya 3T (testing, tracing dan treatment) secara optimal.

        Menurut Dante, laboratorium testing harus ditangani dengan baik. Sebab, setelah itu, prosesnya adalah tracing alias pelacakan.

        “Proses tracing ini masih menjadi pekerjaan rumah (PR) besar di tingkat pemerintah karena kita belum mendapatkan rasio yang direkomendasikan WHO (World Health Organization), yaitu sekitar 1-30 tracing,” bebernya.

        Dante berharap, dengan melakukan ekspansi proses tracing, fatality rate atau tingkat kematian dapat menurun karena pasien Covid-19 dapat dideteksi pada stadium yang lebih dini. Dengan begitu, pasien dapat segera diobati dan mencegah terjadinya kematian.

        Saat ini, sudah ada 637 laboratorium di seluruh Indonesia yang dapat melakukan konfirmasi positif kasus dengan tes PCR. Jumlah tersebut akan terus ditambah sehingga dapat menjangkau lebih banyak pemeriksaan Covid-19.

        “Sekarang tesnya masih selektif, tapi dengan tracing yang kita lakukan sekarang, mudah-mudahan tesnya menjadi lebih baik,” harap Dante.

        Apalagi, sekarang pemerintah sudah melakukan modifikasi di beberapa tempat yang tidak mempunyai laboratorium. Tesnya pun menggunakan rapid antigen yang mampu mendeteksi virus Corona lebih cepat.

        Dengan peningkatan testing dan tracing, positivity rate kasus juga akan meningkat. Positivity rate adalah perbandingan jumlah kasus Corona dan tes individu. Semakin kecil angkanya semakin baik. Batas aman WHO di bawah 5 persen.

        Dari data yang dia pegang, hingga 7 Maret 2021, rata-rata kasus terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia mencapai 6.433 per hari dan rata-rata meninggal 157 orang per hari.

        Sementara, rata-rata jumlah testing per hari sebanyak 31.850, sedangkan positivity rate 21,98 persen.

        Sinkronisasi data, juga disebut Dante, masih menjadi masalah. Bahkan, setelah Indonesia melewati setahun pandemi. Kendalanya adalah ketika daerah melaporkan, maka kasus kejadiannya itu beberapa hari sebelumnya yang dilaporkan ke pusat.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: