Meski punya elektabilitas tinggi menurut survei, namun langkah Prabowo Subianto ke arena Pilpres 2024 terganjal rekam jejak.
Hal tersebut diungkapkan oleh Pengamat politik dari Lembaga Survei Kedai Kopi, Hendri Satrio, dilansir dari JPNN, Rabu (13/10).
Rekam jejak yang dimaksudnya itu adalah kekalahan Prabowo dalam dua kali Pilpres berturut-turut yakni pada 2014 dan 2019.
Baca Juga: Refly Harun Blak-blakan Sentil Prabowo Subianto, Isinya Menohok
"Dengan, rekam jejak kalah, ini bisa menjadi hambatan yang lumayan," ujar pria yang disapa Hensat ini.
Tantangannya, lanjut dia, adalah bagaimana mendapatkan koalisi sekaligus meyakinkan mereka mengenai strategi di 2024.
“Malah, kalau gagal meyakinkan, Pak Prabowo bisa jadi nggak bisa ikut jadi peserta Pilpres. Ini kan repot," tutur Hensat.
Sebab menurut Hensat, pada pilpres yang lalu-lalu, Prabowo juga memiliki elektabilitas yang unggul menurut berbagai lembaga survei.
Namun tetap saja Ketua Umum Gerindra itu kalah beruntun dari Jokowi.
Hensat menyebut masalah ini tidak akan terjadi jika Prabowo legawa partainya mengusung calon lain.
"Ada Sandiaga Uno yang mungkin lebih kinclong bisa dijual, ya, Masih muda, talented dan lain-lain," ujar Hensat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti