Lewat Digitalisasi, Buku Warung Bertekad Bangkitkan UMKM Perempuan
Perempuan memegang peranan penting dalam menyokong perekonomian nasional, termasuk dalam mendorong pemulihan ekonomi pasca COVID-19. Kementerian Koperasi dan UKM mencatat bahwa mayoritas, atau 64,5 persen dari pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) adalah perempuan. Sementara, sektor UMKM sendiri berkontribusi 61,9 persen pada produk domestik bruto (PDB) Indonesia di tahun 2021.
Lucky Anggraini, seorang payment agent dan pemilik toko hijab di Jakarta Timur, adalah satu dari jutaan perempuan Indonesia yang merasakan penjualannya menurun selama pandemi. Namun, momen tersebut justru ia gunakan untuk mendigitalisasi usahanya dan menjadi bagian dari jutaan pelaku usaha UMKM yang mencari cuan dengan bantuan BukuWarung.
Ia mulai menggunakan fitur pencatatan dan kasir dari BukuWarung sejak 1.5 tahun lalu. Fasilitas kasir juga dapat dihubungkan dengan printer thermal agar bisa langsung mencetak struk dengan efisien. Baca Juga: Ajak UMKM Bangkit, BI Gandeng Enam Kementerian Gelar KKI 2022
“Kalau dulu coret-coret aja catatannya, sering lupa taruh dimana. Sekarang otomatis dan praktis tinggal lihat handphone saja," ujarnya di Jakarta, Rabu (18/5/2022).
Bu Lucky menambahkan kemudahan pencatatan merupakan opsi yang hemat sebab ia tidak perlu membeli buku catatan. Fitur tersebut juga meringankan beban pekerjanya dan mengurangi human error dalam pembukuan.
Di satu sisi, pemilik usaha membutuhkan pinjaman usaha, tapi di sisi lain mereka belum memenuhi syarat mengajukan pinjaman karena tidak memiliki agunan, tidak memiliki izin usaha, serta tidak memiliki pembukuan usaha.
Akibatnya, pembiayaan untuk UMKM masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan usaha besar. Hingga saat ini, pembiayaan UMKM melalui perbankan hanya 20 persen dari pembiayaan nasional.
Namun karena pembukuan Ibu Lucky telah tercatat secara digital dengan rapi, ia berhasil mendapatkan pinjaman perbankan untuk mengembangkan usahanya. Dengan tambahan dana yg ia dapat, Bu Lucky berharap usahanya tahun ini akan lebih berkembang, terutama karena situasi pandemi di Indonesia semakin membaik.
"Tahun lalu usaha saya benar-benar sepi karena pandemi sedang tinggi-tingginya. Kalau sekarang sudah mulai normal lagi, yang belanja banyak," ucap Bu Lucky.
Selain menggunakan fitur pencatatan, Bu Lucky juga menggunakan fitur transfer pembayaran sebagai layanan favoritnya. Ia menambahkan bahwa terkadang ada pelanggan yang memintanya untuk menjadi perantara untuk transfer uang dengan mobile banking dan menerima imbalan, dari jasa ini Bu Lucky memperoleh pendapatan tambahan.
“Saya coba pakai BukuWarung karena BukuWarung bisa transfer dana ke berbagai bank, tanpa limit. Ini salah satu aplikasi yang paling bagus menurut saya karena sampai saat ini belum ada app lain yang bisa transfer dalam jumlah besar,” ucapnya.
Walau melalui masa yang sulit, Ibu Lucky tidak menyerah dan menjadikan layanan transfer sebagai pemasukan andalannya. "Usaha berjalan lancar dan Alhamdulillah omzet juga bagus,” kata Bu Lucky. Baca Juga: Pacu Perekonomian, Bank Mandiri Injak Gas Salurkan KUR ke Sektor UMKM
Berdiri sejak 2019, BukuWarung telah digunakan lebih dari 7 juta pelaku UMKM di Indonesia. Perjalanan BukuWarung diawali dengan sebuah aplikasi pembukuan, sekarang telah berkembang menjadi penyedia jasa keuangan lengkap dalam satu aplikasi (all-in-one financial app) bagi UMKM.
BukuWarung berkomitmen untuk selalu mensupport program pemerintah untuk membawa UMKM naik kelas dan membawa pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: