Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        #MakinCakapDigital: Jaga Etika demi Kredibilitas di Media Sosial

        #MakinCakapDigital: Jaga Etika demi Kredibilitas di Media Sosial Kredit Foto: Unsplash/ Jonas Leupe
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perkembangan teknologi informasi di dunia terus berkembang secara masif. Pengguna internet di Indonesia saja saat ini sudah mencapai 202 juta. Etika menjadi landasan penting dalam beraktivitas di dunia digital.

        Kredibilitas di media sosial merupakan ekspresi dan etika yang dibawakan setiap orang ke media sosial. CEO and Founder of Coffee Meets Stocks, Theo Derick mengatakan, yang terpenting dari berekspresi di dunia digital adalah menjaga kredibilitas digital. Apalagi, rekam jejak digital akan tersimpan meski sudah tiga atau lima tahun berlalu.

        Baca Juga: #MakinCakapDigital: Balas Komentar Negatif dengan Apresiasi

        "Hari ini Cofee Meets Stock bisa diliput banyak media dan diajak kerja sama oleh brand-brand bagus itu karena kami selalu menjaga etika dan rekam jejak digital kami sehingga menghasilkan kredibilitas yang baik," kata Theo saat Webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk Kelompok Masyarakat Wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Selasa (22/6), dalam siaran pers yang diterima di Jakarta (24/6).

        Media sosial adalah teknologi interaktif yang memungkinkan penciptaan, berbagi/pertukaran informasi, ide, minat, karier, dan bentuk ekspresi lainnya melalui komunitas dan jaringan virtual. Pengguna media sosial di Indonesia pada 2021 mencapai 170 juta orang atau 62 persen dari total populasi.

        Tujuan bermedia sosial beragam, bisa untuk personal branding, kepentingan institusi/corporate, bisa untuk persuasi atau gerakan acara, bisa untuk edukasi, bisa juga untuk sekadar berekspresi kalau hanya untuk entertainment.

        Setiap pengguna media sosial, menurut Theo, ketika sudah share konten atau melakukan interaksi, harus bertanggung jawab untuk diri sendiri dan orang lain. "Yang harus kita make sure adalah dampaknya membangun dan positif," ujarnya.

        Pengguna media sosial juga harus meminimalisasi potensi hal yang tidak diinginkan karena overshare. Perlindungan data pribadi juga diutamakan. Jangan sampai membagikan data pribadi di media sosial sehingga berpotensi disalahgunakan.

        Etika bermedia sosial juga harus ditunjukkan ketika menyampaikan komentar. RTIK Jawa Timur & Praktisi Komunikasi Digital, Reiza Praselanova, mengingatkan untuk menghindari penyampaian komentar negatif.

        "Kita sebaiknya jangan kebanyakan berkomentar, tapi banyakin konten. Kita hanya boleh berkomentar jika positif. Jangan mengucapkan sesuatau atau berkomentar sesuatu jika tidak ada manfaat. Buat apa kita meninggalkan rekam jejak yang tidak baik?" ujarnya.

        Penyampaian komentar di media sosial sebaiknya dipikirkan dengan baik. Menurut Reiza, pembuatan konten juga harus ada etikanya. "Mending cari aman di dunia digital, amannya juga bukan untuk kita saja, tapi untuk keluarga kita," katanya.

        Webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk Kelompok Masyarakat Wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Siber Kreasi. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama: digital skills, digital ethics, digital safety, dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia makin cakap digital.

        Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya. Paparan CEO and Founder of Coffee Meets Stocks Theo Derick menjadi pembuka webinar, dilanjutkan penyampaian materi oleh Komite Pemeriksa Fakta MAFINDO Wilayah Malang sekaligus Jurnalis TEMPO, Eko Widianto. Diskusi ditutup RTIK Jawa Timur & Praktisi Komunikasi Digital Reiza Praselanova.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: