Baru-baru ini Ganjar Pranowo menyatakan sikap siap maju pada pemilihan presiden (pilpres) 2024. Syaratnya, harus ada partai yang mau mengusungnya.
Untuk deklarasinya, Ganjar belum ingin menjelaskan lebih jauh. Ganjar lebih menyerahkan keputusan tersebut kepada partai politik (parpol) yang menjadi "kendaraan" resmi untuk bertarung pada Pilpres 2024.
Disisi lain, PDIP terlihat hendak mengusung Puan Maharani sebagai pemilik partai untuk maju di Pilpres 2024 mendatang. Jika Ganjar tetap maju, kemungkinan bergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Di dalamnya ada Golkar, PAN, dan PPP.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Sukses Buat Penyerapan Tenaga Kerja di Jateng Semakin Besar
Analis politik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar Andi Luhur Prianto menuturkan relawan Ganjar memiliki ekspektasi tinggi.
"Bahkan bisa membaca sinyal yang melampaui imajinasi elit partai politik sendiri," tutur Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerja Sama, FISIP Unismuh Makassar ini, kemarin
Setiap partai punya cara menjaga disiplin organisasi. Apalagi, PDIP dikenal dengan model kepemimpinan berbasis komando dan tegak lurus. PDIP ingin mengatur ritme dan pergerakan kader.
"Termasuk mencegah gerakan-gerakan tambahan," kata pria kelahiran Parepare ini.
Akan berbahaya kalau PDIP melepas kader membangun dukungan-dukungan yang belum diputuskan partai.
"Kepala-kepala daerah kader PDIP dan massa pendukung bisa terfragmentasi," tuturnya.
Soal rivalitas Puan dan Ganjar, PDIP masih punya waktu menentukan pilihan. Di Pilpres 2014, PDIP berani mengusung Jokowi. Bukan Ketua Umum PDIP Megawati kala itu. Pilihan yang terbukti mengembalikan partai banteng ke kursi kekuasaan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty