Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Demi Melawan Ganjar Pranowo, Anies Baswedan Dinilai Tak Akan Berani Tolak Dukungan Kubu Habib Rizieq

        Demi Melawan Ganjar Pranowo, Anies Baswedan Dinilai Tak Akan Berani Tolak Dukungan Kubu Habib Rizieq Kredit Foto: Instagram/Anies Baswedan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, A Luhur Prianto menyoroti kedekatan Anies Baswedan dengan Habib Rizieq jelang Pilpres 2024.

        Keduanya diketahui sering dikaitkan antara satu sama lain perihal gaya perpolitikan serta suara dukungan dalam pesta demokrasi.

        Baca Juga: Anies Baswedan Sudah ‘Dijegal’ di Aceh, Kali Ini Kantor Nasdem yang Dilempari Telur Busuk

        Menurut Luhur, persepsi kedekatan tersebut membuat mantan menteri pendidikan itu dalam posisi yang sebar salah dalam menggaet suara dukungan.

        "Meskipun saya rasa itu berbasis syariah, tapi kemudian masyarakat kita masih lebih senang dengan kesopanan dan tindakan-tindakan yang lebih menunjukkan penghargaan terhadap keberagaman. Kalau dengan demikian (keras), maka kemungkinan Anies akan ditinggalkan oleh kelompok-kelompok Islam moderat," kata Ali, Jumat (2/12/2022).

        Menurutnya, Anies tentu tidak berani secara langsung meninggalkan kelompok fundamentalis yang jelas-jelas berpengaruh buruk terhadap elektabilitasnya.

        Dengan melakukan itu, dan berpindah ke kelompok Islam moderat, Anies juga belum tentu mendapatkan dukungan yang solid dan loyal oleh kelompok-kelompok fundamental.

        "Jadi saya rasa memang ini sebuah keputusan yang sulit dan serba salah dan harus dicarikan jalan tengah bagi Anies untuk memperluas jangkauan politiknya," tuturnya.

        Baca Juga: Semakin Banyak Hoaks Tertuju ke Anies Baswedan, John Sitorus ke Nasdem: Nah, Repot Sendiri kan!

        Sebenarnya, kata Luhur, pada Pilpres 2024, pembelahan sosial seperti Pilpres 2019 bisa saja tidak kembali berulang.

        Sayangnya, benih-benih itu kembali muncul. Apalagi, jika nanti yang maju bersaing hanya dua pasang calon.

        Sementara itu, Ganjar yang dianggap suksesor Jokowi potensial merebut dukungan di daerah heterogen seperti wilayah Makassar, Toraja, Toraja Utara, Palopo, dan Luwu Timur serta daerah-daerah yang kuat tradisi Islam moderatnya.

        Baca Juga: Tersebar Poster ‘Munajat untuk Anies Baswedan, Islamkan Indonesia’, Nasdem: Ini Praktik yang Membodohi Anak Bangsa!

        "Tetapi, semua potensi itu hanya akan optimal jika partai-partai pendukung dan jejaring relawan juga bergerak," tambahnya.

        Sementara Anies potensial merebut dukungan di daerah yang homogen dengan basis-basis pemilih tradisional yang besar. Terutama di daerah-daerah yang selama ini juga menjadi basis dukungan Partai Nasdem.

        "Pertarungan yang menarik sesungguhnya terjadi di daerah-daerah yang plural, tetapi juga menjadi basis suara Partai Nasdem. Seperti di Makassar dan Palopo," tutur Andi Luhur.

        Perspektif lain, Ganjar yang mengikuti gaya kepemimpinan Jokowi dianggap sudah diatur sedemikian rupa. Tujuannya memang hendak mengasosiasikan sosok Ganjar dengan Jokowi.

        "Nanti muncul pandangan, ya Jokowi, ya Ganjar. Jadi kalau memang sekarang dilihat Ganjar mengikuti gaya Jokowi, ya, memang itu yang sengaja mau diciptakan," papar Andi Ali Armunanto, analis politik Universitas Hasanuddin (Unhas).

        Baca Juga: 20 Ribu Pendukung Anies Baswedan Disinyalir Bakal Gagal ‘Ngumpul’ di Pekanbaru Karena Ini

        Artinya, sosok Jokowi ingin dilekatkan kepada Ganjar sebagai penerus. Sampai saat ini dukungan Jokowi terhadap Ganjar makin kuat. Siapapun yang mendapatkan warisan jaringan politik dan kharisma politiknya, juga akan sangat kuat. "Jadi ini menjadikan Ganjar itu sebagai proksi dari Jokowi," tambah Ali.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: