Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pandemi Tak Lagi Jadi Beban, Menperin Yakin Industri Manufaktur Menggelora Tahun Depan!

        Pandemi Tak Lagi Jadi Beban, Menperin Yakin Industri Manufaktur Menggelora Tahun Depan! Kredit Foto: Alfida Rizky Febrianna
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Perindustrian (Menperin) RI Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan optimis pertumbuhan industri manufaktur bisa meningkat, di tengah berbagai tantangan sektor industri.

        "Kami memperkirakan proyeksi industri manufaktur tembus 5,1% di tahun ini dan mencapai hingga 5,4% di 2023," ungkap Agung dalamĀ  jumpa pers dan seminar Outlook Industri 2023, di Kemenperin, Selasa (27/12/2022).

        Baca Juga: Tren Penjualan Apartemen Bakal Terdongkrak Sentimen Positif Industri Properti Tahun Depan

        Pasalnya, Agung mengatakan pandemi Covid-19 saat ini sudah tak lagi jadi beban dalam proses produksi industri manufaktur.

        Akan tetapi, Agung juga menyampaikan, berbagai tantangan dan ketidakpastian masih menghantui sektor industri.

        "Tantangan pertama, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan melambat akibat tingginya inflasi global, yang disebabkan oleh kenaikan suku bunga yang agresif dan gangguan rantai pasok akibat ketidakseimbangan perdagangan," paparnya.

        Kedua, tantangan terkait depresiasi nilai tukar rupiah akibat kebijakan moneter di negara maju menaikkan tingkat suku bunga.

        Baca Juga: Sibuk Pertanyakan Isu Reshuffle Jokowi, NasDem Cs Malah Disindir Tajam: Duduk, Diam dan Terima Saja!

        "Selanjutnya, industri masih ketergantungan impor bahan baku serta bahan baku penolong. Serta, ketidakstabilan permintaan ekspor akibat permintaan global menurun," lanjut Agung.

        Menurut Agung, ini juga akan berdampak pada potensi adanya pemutusan hubungan kerja (PHK).

        Baca Juga: Ditanya Isu Terkait Reshuffle Jokowi, Wapres Ma'ruf Amin Langsung Tersenyum, Ada Apa Nih?!

        "Lalu, perang Rusia dan Ukraina yang berkepanjangan dapat mengakibatkan kenaikan harga komoditas, krisis pangan, dan krisis energi," tuturnya.

        Baca Juga: Dukung Pengembangan Electric Vehicle, Menko Airlangga Dorong Investasi Sektor Industri Otomotif

        Tak sampai di situ, tantangan lainnya juga ia lihat dari kemungkinan munculnya gelombang varian baru virus omicron yang dapat menghambat mobilitas industri.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Alfida Rizky Febrianna
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: