Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jusuf Kalla Sebut Koalisi Gemuk Tak Menjamin Kemenangan di Pilpres 2024

        Jusuf Kalla Sebut Koalisi Gemuk Tak Menjamin Kemenangan di Pilpres 2024 Kredit Foto: Andi Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Politisi Senior Partai Golkar, Jusuf Kalla, meyakini bahwa kemenangan di Pilpres tidak bergantung pada banyaknya partai pengusung. Dia menegaskan, banyaknya pengusungan tidak menjamin kemenangan di Pilpres 2024.

        "Tidak ada jaminan (kemenangan)," kata Jusuf Kalla saat ditemui wartawan di Kantor Pusat Palang Merah Indonesia, Jakarta, Senin (14/8/2023).

        Baca Juga: Ungkit Pilpres 2014, Koalisi Ramping PDIP Siap Turun Gelanggang: Kita Biasa Kerja dengan Sedikit Teman

        Pasalnya, kata Jusuf Kalla, penentu kemenangan berada di tangan rakyat. Dia juga menilai, kemenangan pasangan capres-cawapres tergantung pada ketokohan figur yang diusung. "Kalau sudah masuk ke pemilu itu, orang tidak lagi melihat partainya. Orang melihat orangnya (figur capres-cawapres)," jelasnya.

        Posisi partai pengusung dalam Pilpres, kata Jusuf Kalla, hanya mengusulkan pada rakyat. Sementara, pada pemungutan suara, rakyat yang akan menentukan kemenangan pasangan capres-cawapres.

        "Yang memilih rakyat. Terserah rakyat bagaimana, rakyat ada yang ikut partainya, ada juga yang tidak. Selama ini begitu," katanya.

        Berdasarkan pengalamannya pada Pilpres 2009, Jusuf Kalla mengaku suara yang didapatnya telah memenuhi 20 persen presidential threshold. Kendati demikian, pada saat pemungutan suara, yang diperolehnya hanya 14 persen.

        "Pengalaman saya dengan Pak Wiranto dulu, kalau dihitung-hitungan jumlah suara itu lebih 20 persen, tapi hanya dapat suara 14 persen, tidak simetris," tandasnya.

        "Mengusulkan (pasangan capres-cawapres) ya partai, tapi pada saat pemilu orang akan melihat orang (pasangan capres-cawapres) ini gimana, begitu selalu dalam pemilu itu," tandasnya.

        Sebagaimana diketahui, Partai Gerindra membangun koalisi pengusung Prabowo Subianto bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), hingga Partai Bulan Bintang (PBB).

        Di sisi lain, Partai NasDem juga membangun kerja sama pengusungan Anies Baswedan bersama Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Sementara, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) membangun kerja sama pengusungan Ganjar Pranowo bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP) bersama Partai Hanura dan Partai Perindo. 

        Baca Juga: Warga Jabar Setia Bersama Prabowo di Pilpres 2024

        Bakal Calon Presiden (Bacapres) PDIP, Ganjar Pranowo, mengaku Dejavu dengan dukungan Partai Golkar dan PAN dalam pengusungan Prabowo Subianto di Pilpres 2014.

        Pasalnya, pada Pemilu 2014 Prabowo Subianto berpasangan dengan Hatta Rajasa yang diusung banyak partai politik. Sementara, Joko Widodo berpasangan dengan Jusuf Kalla dengan pengusung yang lebih sedikit, tetapi berhasil memenangkan Pilpres 2014.

        "Kejadian ini kita catat, dalam perjalanannya dan selalu ada dinamika yang berubah," kata Ganjar di Semarang, Minggu (13/8/2023).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Andi Hidayat
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: