Inovasi Baru untuk Menyelamatkan Penglihatan Kini Tersedia untuk Pasien di Indonesia
Roche Indonesia mengumumkan kehadiran injeksi mata faricimab, pengobatan untuk neovascular age-related macular degeneration (nAMD) dan diabetic macular edema (DME), dua penyakit penyebab kehilangan penglihatan.
Faricimab merupakan terapi pertama untuk nAMD dan DME di Indonesia yang menargetkan VEGF-A dan Ang-2, dua penyebab utama ketidakstabilan pembuluh darah yang terkait dengan kondisi retina yang mengancam penglihatan. Mekanisme kerja ganda ini merupakan hasil dari keahlian Roche dalam rekayasa antibodi.
“Persetujuan faricimab disambut baik oleh masyarakat Indonesia yang menderita nAMD dan DME,” kata Dr. dr. Elvioza, SpM(K), Dokter Spesialis Mata Konsultan Vitreoretina dan Direktur Layanan Vitreoretina, JEC Eye Hospitals & Clinics.
“Sangat penting untuk memiliki pilihan dan strategi pengobatan yang dapat mengurangi beban frekuensi suntikan bagi pasien yang menderita penyakit mata yang bisa menyebabkan kebutaan. Konsultasi yang harus dilakukan secara sering dapat menjadi tantangan bagi pasien dan perawat atau pengasuh (caregiver), terutama bagi mereka yang berada di lokasi terpencil atau memiliki mobilitas terbatas – dan akses terhadap pengobatan sangat penting untuk dapat mengatasi kehilangan penglihatan,” lanjutnya.
Baca Juga: RPP Kesehatan Dapat Matikan Industri Tembakau, DPR Minta Kemenkes Pertimbangkan Nasib Pekerja
Hampir 2,2 miliar orang di dunia hidup dengan gangguan penglihatan. Karena kurangnya akses terhadap layanan perawatan mata sederhana, setidaknya setengah dari kondisi mereka belum ditangani atau belum dapat dicegah.
Beban gangguan penglihatan semakin meningkat, dan kerugian langsungnya diperkirakan mencapai $2,8 triliun pada tahun 2022. Diabetic Retinopathy dan nAMD menjadi dua penyebab utama gangguan penglihatan dan kebutaan.
Kondisi-kondisi ini mempengaruhi kemampuan seseorang untuk bekerja, terlibat secara sosial dan hidup mandiri, sehingga menyebabkan depresi dan kecemasan. Hal ini juga meningkatkan tekanan pada sistem kesehatan dan memberikan beban besar pada perawat.
Di Indonesia, terdapat sekitar 8 juta orang berusia di atas 50 tahun yang mengalami masalah gangguan penglihatan. Di antaranya, diperkirakan terdapat 700,000 pasien yang terdampak oleh nAMD dan DME.
"Penyebab utama gangguan penglihatan adalah kelainan refraksi, sedangkan penyebab utama kebutaan adalah katarak. Selain itu, faktor degeneratif dan penyakit kronis juga merupakan risiko terjadinya penyakit mata lainnya seperti age-related macular degeneration (AMD) dan diabetic macular edema (DME),” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, Dr. Eva Susanti.
“Dampak gangguan penglihatan terhadap kualitas hidup dan produktivitas individu tidak dapat dianggap enteng,” lanjutnya.
Pendekatan Baru untuk Mengobati Kondisi Retina yang Mengancam Penglihatan
“Inovasi baru menggabungkan VEGF dan Ang-2 adalah secercah harapan bagi pasien,” Dr. dr. Elvioza, SpM(K) menjelaskan.
“Menggabungkan dua inhibitor dalam satu suntikan membuka jalan baru bagi pengobatan penyakit mata. Selain manfaat klinis, faricimab menawarkan daya tahan yang lebih lama, yang berarti lebih sedikit suntikan bagi pasien. Terobosan ini memungkinkan pasien mendapatkan suntikan dengan selang waktu 4 bulan setelah tahun pertama, dibandingkan suntikan yang harus diberikan setiap sebulan sekali pada terapi yang sudah ada,” lanjutnya.
Faricimab dirancang untuk menghambat jalur yang melibatkan Ang-2 dan VEGF-A. Baik Ang-2 dan VEGF-A diperkirakan berkontribusi terhadap kehilangan penglihatan dengan mengganggu kestabilan pembuluh darah, yang dapat menyebabkan terbentuknya pembuluh darah baru yang bocor dan meningkatkan peradangan.
Seiring penelitian tambahan terus dilakukan, penghambatan kedua jalur telah terbukti dalam studi praklinis berpotensi memberikan manfaat yang saling melengkapi, dapat menstabilkan pembuluh darah dan dengan demikian mengurangi kebocoran pembuluh darah dan peradangan.
Baca Juga: RSUD Dr. Pirngadi Medan Optimis Bisa layani Pasien Wisata Medis
Terus Berinovasi untuk Indonesia yang Lebih Sehat
Roche, yang telah hadir di Indonesia selama lebih dari 50 tahun, adalah perusahaan bioteknologi terkemuka yang menemukan, mengembangkan, memproduksi, dan memasarkan obat-obatan untuk merawat pasien dengan kondisi medis serius dan mengancam jiwa.
Lewat pendekatan baru terhadap diagnosis dan pengobatan kondisi mata, Roche berkomitmen untuk turut mengatasi tantangan kesehatan global ini, bersama dengan komunitas yang memiliki penglihatan terbatas.
“Kami berkomitmen untuk membantu mendorong perubahan positif dalam bidang oftalmologi dan meningkatkan kesehatan mata dalam agenda nasional,” ujar Dr. Ait-Allah Mejri, Presiden Direktur Roche Indonesia.
“Kami berkomitmen untuk membantu pasien yang memerlukan untuk dapat mengakses obat-obatan yang mereka butuhkan, dan kami akan bekerja sama dengan semua mitra pemerintah dan swasta untuk menemukan jalan ke depan agar dapat menawarkan solusi akses yang terjangkau dan berkelanjutan bagi orang-orang yang membutuhkan faricimab,” lanjutnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: