Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Riset Home Credit: Ramadan jadi Momentum Masyarakat untuk Berbelanja

        Riset Home Credit: Ramadan jadi Momentum Masyarakat untuk Berbelanja Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Selain momentum yang tepat untuk berbagi, nampaknya bulan Ramadan juga menjadi momen yang paling menarik bagi masyarakat Indonesia untuk berbelanja pada kuartal I 2024.

        Hasil riset yang dibuat oleh tim Market Research PT Home Credit Indonesia (Home Credit) menunjukkan bahwa 80% responden menganggap Ramadan adalah momen yang paling menarik untuk belanja, lebih tinggi dibandingkan dengan Imlek (11%), Hari Valentine (5%) dan Pemilu (4%). 

        Dalam riset yang sama, responden juga mengungkapkan bahwa mereka memiliki sejumlah rencana di bulan Ramadan. Rencana tersebut antara lain berpergian (32%), membuka bisnis baru (31%), membeli pakaian baru (27%), dan membeli sejumlah barang seperti smartphone, gadget, furniture, laptop atau komputer dan sebagainya (22%). Baca Juga: Survei Home Credit Beberkan Dua Alasan Utama Orang Beli Smartphone Baru

        “Di bulan Ramadan ini, Home Credit terus berkomitmen untuk membuka kesempatan-kesempatan baru bagi masyarakat Indonesia melalui penyediaan aneka layanan keuangan berupa pembiayaan barang hingga pembiayaan tunai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mengakses berbagai barang seperti smartphone, gadget, laptop hingga membuka bisnis baru tersebut. Untuk semakin memudahkan masyarakat mengakses pembiayaan smartphone serta tablet, Home Credit memiliki promo menarik berupa bunga 0% dan bebas 1x cicilan,” ujar Chief Marketing & Digital Officer Home Credit, Sheldon Chuan saat buka puasa bersama media massa di Jakarta, kemarin.

        Tak hanya memberikan berbagai promo, Ramadan tahun ini juga dimanfaatkan Home Credit untuk berbagi kebaikan kepada masyarakat dalam bentuk makanan berbuka puasa dan buku saku literasi keuangan kepada 2.500 penerima manfaat.

        Sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), Home Credit menyalurkan makanan tersebut di 35 kota atau kabupaten di Indonesia. Khusus di Jakarta, Home Credit bekerjasama dengan Kito Rato, komunitas penyandang disabilitas asal Tangerang Selatan yang memiliki minat terhadap bisnis kuliner dalam menyalurkan makanan di sejumlah Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) dan ruas jalan utama. 

        Sheldon mengatakan, Ramadan adalah bulan penuh berkah yang dijalani dengan antusias oleh masyarakat Indonesia. "Dalam kesempatan ini, karyawan kami keluar sejenak dari rutinitas sehari-hari di kantor dan menjadi sukarelawan untuk menyalurkan bantuan makanan kepada masyarakat yang membutuhkan. Kegiatan ini mempertegas komitmen kami terhadap aspek sosial di Indonesia yang sejalan dengan implementasi nilai-nilai ESG yang diterapkan oleh perusahaan sejak beroperasi di Indonesia pada 2013," jelasnya.

        Selain berbagi makanan, Home Credit juga menyalurkan buku saku literasi keuangan kepada masyarakat di bulan Ramadan ini. Buku saku bertajuk “Let’s DoIT Cerdas” ini merupakan rangkuman kelas keuangan yang rutin diselenggarakan oleh Home Credit melalui berbagai saluran seperti media sosial atau kelas-kelas di berbagai tempat seperti universitas dan komunitas. Dari buku ini, masyarakat dapat mengenal dan belajar mengenai literasi keuangan dasar seperti penganggaran, dana darurat, investasi hingga pengelolaan cicilan. Pada 2023, Home Credit telah menjangkau lebih dari 6 juta orang melalui berbagai program literasi keuangan.

        “Saya mengapresiasi komitmen Home Credit untuk terus meningkatkan literasi keuangan di Indonesia melalui berbagai usaha seperti kelas keuangan untuk para mahasiswa dan pelajar di perguruan tinggi dan sekolah, komunitas disabilitas, komunitas perempuan serta pembuatan konten-konten di media sosial, tidak terkecuali menyalurkan buku literasi keuangan kepada masyarakat seperti di Ramadan kali ini. Komitmen Home Credit ini sangatlah penting dalam upaya meningkatkan literasi keuangan di Indonesia yang baru mencapai 49,68% pada 2022, sesuai hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” kata Budi Frensidy, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: