Direktur Utama Perum Peruri Dwina Septiani Wijaya menyebut, peningkatan perceratakan paspor memengaruhi rencana pengembangan bisnis Peruri.
Pasalnya, Dwina menyebut bahwa selama ini pendapatan utama Peruri ditopang oleh percetakan uang.
"Dulu kontribusi hampir semua dari percetakan uang atau 85 persen. Dengan portofolio makin banyak maka komposisinya berbeda, percetakan uang tetap dominan, tapi secara persentase berkurang bisa di bawah 70 persen," ujar Dwina dalam konfrensi pers, Kamis (25/4/2024).
Dwina mengatakan peningkatan pembuatan paspor terjadi pascapandemi Covid-19. "Pascapandemi permintaan terhadap paspor tinggi sekali. Bisa dibilang 2,5 kali lipat," ujarnya.
Peningkatan permintaan pembuatan paspor tersebut terjadi karena adanya fenomena masyarakat yang ingin berlibur ke luar negeri setelah pandemi.
"Ada perubahan gaya hidup di mana alokasi masyarakat untuk hal-hal yang berkaitan experience dan travelling meningkat," ucapnya.
Untuk itu, Dwina memastikan Peruri akan meningkatkan capital expenditure atau belanja modal untuk segmen paspor.
Penguatan modal bertujuan agar Peruri dapat memiliki fasilitas pembuatan paspor yang menyeluruh.
"Sebelum ini Peruri cuma cetak saja, cover dan chip itu dari mana. Peruri memiliki rencana memiliki end to end fasilitas paspor," ungkapnya.
Lanjutnya, ia memastikan bahwa rencana ini juga sejalan dengan komitmen Peruri dalam meningkatkan TKDN.
Dwina mencontohkan keberhasilan Peruri yang telah memproduksi kertas untuk meterai melalui anak usaha, PT Kertas Padalarang.
"Dua-tiga tahun terakhir, kertas kita 100 persen sudah dari PT Kertas Padalarang," ujar Dwina.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Amry Nur Hidayat