Pengamat politik Rocky Gerung menilai akan menjadi problem jika Presiden terpilih Prabowo Subianto mengambil alih proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.
Pasalnya menurut Rocky Gerung, dengan mengambil alih proyek IKN, Prabowo Subianto sama saja dengan menelantarkan program makan siang gratis atau yang sekarang bernama makan bergizi gratis.
Baca Juga: Keterpilihan di Pilkada DKI Jakarta Bukan Melalui Efek Gibran, Jokowi, Bahkan Prabowo
Sehingga dirinya merasa lebih baik Ketua Umum Partai Gerindra itu menyerahkan proyek prestisius Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut kepada Wakil Presiden (Wapres) terpilih Gibran Rakabuming Raka.
"Iyalah kan harus begitu karena nanti juga akan jadi problem kalau Prabowo bilang dia akan ambil alih, yaitu artinya dia menelantarkan janji dia untuk memberi makan siang bergizi," ucapnya, dikutip dari YouTube Rocky Gerung Official, Senin (15/7).
Sementara itu, anggota Dewan Pakar Tim Kemenangan Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, Soedradjad Djiwandono, menyatakan sebagai seorang ekonom dirinya lebih memilih program makan siang gratis dibanding IKN.
"Sebagai seorang ekonom yang enggak bisa bohong dalam soal ini saya mengatakan ya saya memilih yang makan siang bergizi karena saya tahu bahwa itu akan bisa dilaksanakan segera," kata kata Soedradjad dalam Mid Year Banking & Economic Outlook 2024 yang diadakan Infobank, dikutip Jumat (5/7), dikutip dari katadata.
Program makan siang gratis sekarang sudah diubah menjadi program makan bergizi gratis dengan anggaran Rp71 triliun dalam rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau RAPBN 2025. "Kita sudah memperhitungkan secara rinci biayanya. Siapa yang akan menerima dan seterusnya," kata dia.
Untuk program IKN, kakak ipar Prabowo itu mengatakan perkiraan anggarannya sampai sekarang belum jelas, tapi bukan berarti dirinya ingin program tersebut tidak berlanjut. "Air bersih saja belum ada, jadi pembiayaannya jelas luar biasa besarnya. Siapa saya mau menggagalkan suatu program yang demikian besar," ujarnya.
Ia pun menerima banyak kritikan atas sikapnya yang memilih makan siang gartis daripada IKN. "Mereka bilang seolah-olah saya akan memisahkan antara Prabowo dengan Pak Joko Widodo. Saya enggak pernah tidak setuju dengan pemindahan, hanya mestinya dipikirkan secara matang," tekannya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya