- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
FiberStar Siapkan Ekspansi Jaringan Serat Optik Hingga Submarine ke Singapura
Kredit Foto: Uswah Hasanah
PT FiberStar, anak usaha PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET), akan melakukan ekspansi besar-besaran jaringan serat optik sepanjang 40.000 kilometer pada 2025. Langkah ini dilakukan sebagai respons atas meningkatnya kebutuhan konektivitas nasional yang telah melampaui kapasitas eksisting perusahaan, khususnya di Jawa dan Bali.
Direktur FiberStar, Sugiharto Darmakusuma, mengungkapkan bahwa seluruh jaringan utama perusahaan di kedua pulau tersebut saat ini telah penuh dan tidak mampu lagi menampung lonjakan permintaan konektivitas. “Seluruh jaringan utama kami di Jawa dan Bali sudah penuh. Untuk memenuhi permintaan pasar yang terus tumbuh, kami akan menambah sekitar 40 ribu kilometer jaringan fiber, termasuk untuk penguatan backbone,” ujarnya dalam Paparan Publik DNET, Rabu (25/6/2025).
Baca Juga: DNET Tebar Dividen Rp5 per Saham, Mayoritas Laba Dialokasikan untuk Ekspansi Ritel dan Teknologi
Selain jaringan darat, FiberStar juga akan mempercepat proyek kabel bawah laut (submarine cable) yang menghubungkan Indonesia dengan Singapura. Proyek ini sempat tertunda selama dua tahun akibat konflik geopolitik dan kendala produksi alat kapal laut, namun ditargetkan siap beroperasi pada paruh kedua 2025.
“Proyek submarine ke Singapura kami rencanakan ready for service sekitar Agustus hingga November 2025. Ini akan jadi salah satu tulang punggung konektivitas internasional kami,” jelas Sugiharto.
Baca Juga: Indoritel (DNET) Setor Modal Rp40 Miliar ke Pengelola KFC Indonesia
Ekspansi tetap akan memprioritaskan wilayah Jawa dan Bali karena tingginya permintaan dan kepadatan infrastruktur digital. Namun, FiberStar juga mulai menjajaki ekspansi di luar Jawa secara bertahap, terutama pada wilayah dengan potensi pertumbuhan digital dan permintaan layanan enterprise.
Untuk 2025, perusahaan menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar Rp115 miliar. Target ini bersifat konservatif dan mempertimbangkan tantangan dalam pembangunan infrastruktur serta kebutuhan untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan kapasitas dan strategi investasi.
“Pertumbuhan kapasitas harus diimbangi dengan strategi investasi yang presisi dan adaptif terhadap dinamika permintaan pasar,” tegas Sugiharto.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: