Kredit Foto: Uswah Hasanah
PT Indoritel Makmur Internasional Tbk. (DNET) membukukan kenaikan laba bersih konsolidasi sebesar 138,3% secara tahunan (YoY) pada kuartal I-2025 menjadi Rp202 miliar. Pertumbuhan tersebut ditopang kuat oleh kontribusi laba dari entitas asosiasi, terutama PT Indomarco Prismatama (Indomaret), serta prospek dari anak usaha jaringan optik, FiberStar.
Indomaret melaporkan pertumbuhan laba bersih hampir dua kali lipat sepanjang 2024 menjadi Rp2,81 triliun, menjadikannya motor utama peningkatan kinerja grup.
"Pertumbuhan stabil Indomaret dan perluasan jaringan menjadi tulang punggung kinerja grup, sementara FiberStar mulai menunjukkan prospek cerah di tengah tantangan infrastruktur," ujar Direktur DNET, Harjono Wreksoremboko, Rabu (25/6/2025).
Baca Juga: DNET Tebar Dividen Rp5 per Saham, Mayoritas Laba Dialokasikan untuk Ekspansi Ritel dan Teknologi
FiberStar mencatatkan langkah ekspansif dengan target perluasan jaringan serat optik hingga 164.000 kilometer dan menjangkau 4 juta rumah pada akhir 2025. Namun demikian, anak usaha ini mengalami penurunan laba bersih sebesar 70% dari Rp235 miliar pada 2023 menjadi Rp70 miliar akibat meningkatnya beban operasional.
Di sisi lain, PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST), pemegang lisensi KFC dan Taco Bell di Indonesia, mencatat kerugian bersih sebesar Rp798 miliar. Angka ini meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Juga: Indoritel (DNET) Setor Modal Rp40 Miliar ke Pengelola KFC Indonesia
Selain itu, FAST juga mencatat rasio utang terhadap ekuitas yang tinggi, mencapai 26,6 kali. Indoritel mengakui bahwa kinerja FAST masih menjadi tekanan dalam portofolio investasi, dan tahun ini akan difokuskan pada efisiensi serta peremajaan gerai.
Sementara itu, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. (ROTI) mencatat kenaikan laba bersih sebesar 8,7% menjadi Rp362 miliar. ROTI terus memperluas portofolio produk, termasuk meluncurkan lini baru seperti Sari Kue dan Sari Choco, serta memperluas jangkauan distribusi.
Indoritel menyatakan bahwa strategi ke depan mencakup diversifikasi produk dan penguatan sinergi antarentitas portofolio. “Kami optimistis terhadap prospek sektor ritel dan infrastruktur digital di Indonesia, dengan tetap waspada terhadap tekanan daya beli dan gejolak ekonomi global,” ujar Harjono.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: