Perdagangan RI–EAEU Melejit 84,4%, Airlangga Targetkan Finalisasi FTA Desember Ini

Nilai total perdagangan Indonesia dengan negara-negara anggota Eurasian Economic Union (EAEU) melonjak tajam sebesar 84,40% pada kuartal I 2025, mencapai USD1,57 miliar. Lonjakan ini menjadi sinyal positif bagi ketahanan dan diversifikasi ekonomi nasional di tengah isu proteksionisme global.

Peningkatan kinerja dagang ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan resminya, Kamis (10/7/2025). Ia menyambut baik hasil capaian tersebut dan menyebutnya sebagai bagian penting dalam proses finalisasi Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia–EAEU (I-EAEU FTA).

“Kami menyambut baik hasil yang telah dicapai oleh Tim Perunding. Ini menandai langkah penting menuju finalisasi I-EAEU FTA,” kata Airlangga.

Baca Juga: I-EAEU FTA Diyakini Pilar Baru Disersifikasi Pasar dan Penguatan Ketahanan Ekonomi RI

Pernyataan itu disampaikan seusai pertemuan virtual dengan Member of the Board – Minister in Charge of Trade of the Eurasian Economic Commission (EEC) Andrey Slepnev. Pertemuan ini merupakan lanjutan dari diskusi sebelumnya yang digelar di Jakarta pada 29 Mei dan di sela-sela SPIEF 2025, yang menghasilkan pernyataan bersama mengenai penyelesaian substansi perundingan.

Menteri Slepnev menegaskan kesiapan pihak EAEU untuk menyelesaikan proses hukum di tingkat internal masing-masing negara anggota. “Tim kami siap menjalankan proses sesuai jadwal yang telah disepakati,” ujarnya.

Baca Juga: Mendag Ungkap Kabar Baik dari Perundingan IEU CEPA dan I EAEU FTA

Kedua pihak menargetkan proses legal scrubbing dapat dirampungkan, sehingga penandatanganan resmi I-EAEU FTA bisa dilaksanakan pada Desember 2025.

Dari sisi investasi, EAEU juga mencatatkan pertumbuhan signifikan ke Indonesia. Hingga kuartal I 2025, nilai investasi dari blok ekonomi tersebut mencapai USD273,7 juta, meningkat dua kali lipat dari total investasi sepanjang tahun 2023.

Dengan populasi gabungan negara-negara EAEU yang mencapai 460 juta jiwa, perjanjian ini dipandang sebagai peluang strategis untuk memperluas akses pasar ekspor Indonesia dan memperkuat struktur ekonomi nasional secara berkelanjutan.

Dalam pertemuan ini turut hadir Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso dan Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Wicaksono.