BEI Siapkan Short Selling dan Derivatif Baru untuk Genjot Likuiditas Pasar

Bursa Efek Indonesia (BEI) akan meluncurkan sejumlah inisiatif pada paruh kedua 2025 untuk mendorong likuiditas dan mengejar target rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) tahun ini. Kebijakan tersebut mencakup pelaksanaan short selling pada September 2025, penunjukan liquidity provider (LP), serta perluasan saham yang dijadikan underlying kontrak single stock futures.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Irvan Susandy, menjelaskan bahwa short selling memberi ruang bagi investor untuk menerapkan strategi lindung nilai (hedging) dan meningkatkan aktivitas perdagangan.

Baca Juga: Jumlah Investor Pasar Modal RI Tembus 17 Juta, BEI Dorong Perusahaan Siap IPO Tak Kehilangan Momentum

“Short selling akan membuka peluang transaksi baru di pasar dan menjadi bagian dari upaya memperkuat daya saing regional pasar modal Indonesia,” kata Irvan di Jakarta, Senin (21/7/2025).

Baca Juga: Investor Domestik Kian Mendominasi, BEI Tak Lagi Pusing dengan Modal Asing

BEI juga tengah mempersiapkan implementasi LP untuk saham-saham dengan tingkat likuiditas rendah hingga menengah. Kebijakan ini ditargetkan dapat menurunkan rata-rata daily spread dari 3,26 tick menjadi 2 tick, sekaligus meningkatkan likuiditas saham terkait.

Di sisi derivatif, BEI menambah lima saham baru sebagai underlying kontrak single stock futures. Jika sebelumnya hanya tersedia ASII, BBCA, BBRI, MDKA, dan TLKM, kini ditambah AMRT, ANTM, BRPT, BMRI, dan INDF. Penambahan ini diharapkan memberikan lebih banyak pilihan bagi investor derivatif dan meningkatkan volume perdagangan di pasar saham.