Dorong UMKM, OJK Bidik Pembiayaan Produktif Multifinance Capai 48% di 2027

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan porsi pembiayaan produktif oleh perusahaan pembiayaan (multifinance) meningkat menjadi 46%–48% pada periode 2026–2027, sebagai upaya memperkuat sektor riil dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, LKM, dan LJK Lainnya OJK, Agusman, mengungkapkan bahwa realisasi pembiayaan produktif telah mencapai 46,47% per Mei 2025. Capaian ini menjadi pijakan optimisme OJK dalam menatap dua tahun ke depan.

"Untuk mendorong porsi pembiayaan ke sektor produktif, OJK telah menerbitkan POJK 46/2024, antara lain relaksasi mengenai peningkatan batas maksimum pembiayaan fasilitas modal usaha dan memberikan kemudahan bagi pembiayaan tanpa agunan untuk usaha dengan batas modal tertentu," kata Agusman dalam keterangan tertulis, Jumat (25/7/2025).

Baca Juga: OJK Catat Pembiayaan Multifinance Capai Rp531 Triliun, Kendaraan Bekas Jadi Bintang

Sebagai bagian dari langkah strategis, OJK juga mengimplementasikan Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perusahaan Pembiayaan 2024–2028. Strategi ini mencakup empat pilar utama: penguatan ketahanan dan daya saing, pengembangan ekosistem industri, akselerasi transformasi digital, serta penguatan regulasi, pengawasan, dan perizinan.

Baca Juga: Pembiayaan Kendaraan Multifinance Capai Rp408,37 Triliun per Mei 2025, Naik Tipis 1,95%

Selain multifinance, OJK mencatat kontribusi penyaluran dana oleh Lembaga Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI) ke sektor produktif atau UMKM mencapai 34,91% atau sekitar Rp28,83 triliun hingga Mei 2025. Sebagian besar penyelenggara LPBBTI menyalurkan dana ke sektor produktif maupun konsumtif sesuai model bisnis masing-masing.

Langkah ini menunjukkan komitmen OJK untuk memperluas akses pembiayaan bagi pelaku UMKM, yang selama ini masih menghadapi kendala modal dan jaminan.