Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Penurunan Suku Bunga Buat Investor Alihkan Dana ke Saham

        Penurunan Suku Bunga Buat Investor Alihkan Dana ke Saham Kredit Foto: Uswah Hasanah
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pasar modal Indonesia mencatat lonjakan minat investasi sepanjang 2025, seiring penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia yang mendorong investor beralih ke pasar modal. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbuh 12 persen year-to-date (YTD) hingga Agustus 2025, melampaui imbal hasil obligasi pemerintah yang hanya sekitar 7 persen.

        Head of Equity Research Mandiri Sekuritas, Adrian Joezer, menyatakan likuiditas yang lebih longgar menjadi pendorong utama pergerakan saham.

        “Penurunan suku bunga menciptakan biaya dana yang lebih rendah. Hal ini membuat investor cenderung mencari instrumen yang lebih atraktif, dan saham menjadi pilihan utama,” ujar Joezer dalam paparan Economic Outlook kuartal III 2025, Kamis (28/8/2025).

        Baca Juga: Investor Asing Jualan Saat IHSG Tangguh, Saham Big Banks Jadi Korbannya

        Menurut Joezer, tren positif IHSG juga diperkuat maraknya aksi korporasi berupa pembelian kembali saham (buyback). Hingga Agustus, lebih dari 50 emiten mengumumkan program buyback, jumlah tertinggi dalam lima tahun terakhir.

        Sementara itu, pasar obligasi dinilai kurang menarik lantaran ruang capital gain terbatas. Imbal hasil obligasi pemerintah stabil di sekitar 7 persen tanpa prospek kenaikan harga signifikan. “Berbeda dengan saham, yang masih menawarkan potensi pertumbuhan laba emiten,” kata Joezer.

        Mandiri Sekuritas memperkirakan laba bersih emiten di Bursa Efek Indonesia akan tumbuh 9,5 persen sepanjang 2025. Meski lebih rendah dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya, proyeksi ini tetap menjaga optimisme investor, khususnya pada sektor perbankan, konsumsi, dan infrastruktur.

        Baca Juga: Buyback dan Inflow Asing Dongkrak IHSG di Tengah Volatilitas Global

        Arus modal asing turut memperkuat pergerakan pasar saham domestik. Pada Agustus 2025, tercatat inflow asing sekitar Rp8 triliun, menambah sentimen positif terhadap IHSG di tengah ketidakpastian global.

        Dengan perkembangan tersebut, saham Indonesia terbukti menawarkan imbal hasil lebih tinggi dibanding obligasi. “Sepanjang 2025, saham menjadi instrumen yang lebih unggul daripada obligasi, baik dari sisi return maupun prospek ke depan,” tutur Joezer.

        Kondisi ini menegaskan pasar modal nasional kian menjadi tujuan utama investor di tengah tren suku bunga rendah. Stabilitas IHSG diharapkan dapat menopang pemulihan ekonomi sekaligus menjaga daya tarik Indonesia di mata investor global.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: