Kredit Foto: Istimewa
Bank Sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) tengah meninjau bagaimana teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI) dapat memengaruhi perekonomian, termasuk potensi dampaknya terhadap inflasi dan pasar tenaga kerja.
Gubernur Bank Sentral Australia Michele Bullock mengatakan terdapat banyak ketidakpastian mengenai arah perubahan teknologi terhadap ekonomi, namun pembuat kebijakan perlu waspada terhadap berbagai kemungkinan.
Baca Juga: Hindari Blackout, Australia Tunda Pensiunkan PLTU Terbesarnya
“Perubahan teknologi selalu membentuk ulang pasar tenaga kerja, dan akal imitasi tidak terkecuali,” kata Bullock, dilansir Kamis (4/9).
Bullock mengatakan dampak perkembangan teknologi sudah menjadi salah satu tolak ukur para analis ekonomi namun kenyataanya dapat lebih kompleks daripada perkiraan.
“Meskipun banyak ahli memperkirakan terjadi peningkatan jumlah pekerjaan secara bersih, dampaknya kemungkinan lebih kompleks: sebagian peran akan didefinisikan ulang, sebagian mungkin hilang, dan peran baru akan tercipta," ungkap Bullock.
Bullock juga mengungkapkan bahwa bank sentral mulai memperkuat kemampuan internalnya dengan mengakuisisi graphics processing unit kelas enterprise pertama untuk mengembangkan alat analisis berbasis AI.
“Untuk jelasnya, kami tidak menggunakan akal imitai untuk merumuskan atau menetapkan kebijakan moneter atau kebijakan lain. Sebaliknya, kami memanfaatkannya untuk meningkatkan efisiensi dan memperkuat analisis serta riset staf,” tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar