Dolar AS Melemah Gegara Panasnya Ketegangan Dagang

Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada Kamis (16/10) di tengah ketegangan dagang yang meningkat antara AS dan China, serta penilaian pasar terhadap pernyataan terbaru sejumlah pejabat Federal Reserve (The Fed).

Dilansir dari Reuters, Jumat (17/10), Indeks dolar AS yang mengukur kinerja greenback terhadap enam mata uang utama turun 0,33% menjadi 98,35.

Baca Juga: IMF: Perdamaian Gaza Akan Untungkan Ekonomi Timur Tengah

China menuduh AS menyulut kepanikan atas kebijakan kontrol ekspor logam tanah jarang, menolak seruan Gedung Putih agar Beijing mencabut pembatasan tersebut.

“Kisah utama masih seputar ketegangan dagang AS–China,” kata Kepala Riset Pasar StoneX,  Matt Weller.

“China tampaknya meningkatkan tekanan menjelang pertemuan antara Presiden Xi Jinping dan Donald Trump akhir bulan ini. Pertanyaannya, apakah itu sekadar taktik negosiasi atau tanda China siap untuk benar-benar memisahkan diri secara ekonomi," tambahnya.

Dari sisi kebijakan moneter, Gubernur The Fed Christopher Waller menyatakan mendukung pemangkasan suku bunga pada pertemuan kebijakan akhir bulan ini, mengingat data pasar tenaga kerja yang menunjukkan hasil beragam.

Sementara itu, Gubernur Stephen Miran kembali menegaskan dukungannya terhadap jalur penurunan suku bunga yang lebih agresif pada 2025.

Beige Book The Fed menunjukkan tanda-tanda pelemahan ekonomi, termasuk meningkatnya pemutusan hubungan kerja dan penurunan belanja di kalangan rumah tangga menengah ke bawah.

“Kita berada dalam fase menunggu, terutama karena penutupan pemerintahan AS yang diperkirakan berlangsung hingga 40 hari,” ujar Weller.

Baca Juga: Hilirisasi Batu Bara ke DME Tersandung Soal Ekonomi: 'Harga DME Dua Kali Lipat LPG'

“Dampaknya terhadap ekonomi cenderung meningkat seiring lamanya shutdown. Bersamaan dengan ketegangan AS–China, hal ini membuat pelaku pasar berhati-hati menentukan arah berikutnya," tambah Weller.