Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Pemerintah melalui Posko Nasional Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjamin pasokan listrik di Jawa, Bali, Sumatra, Kalimantan, dan sebagian besar Indonesia Timur berada dalam kondisi aman menjelang periode Hari Raya Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). PT PLN (Persero) tercatat memiliki cadangan daya yang memadai untuk menghadapi beban puncak yang diperkirakan terjadi pada akhir tahun.
Ketua Posko Nasional Sektor ESDM Periode Nataru 2025/2026, Erika Retnowati, memproyeksikan beban puncak kelistrikan untuk periode Nataru mendatang akan mencapai 46,80 Gigawatt (GW).
Sementara itu, daya mampu pasok kelistrikan oleh PT PLN berada di kisaran 53,93 GW. Kondisi ini menghasilkan total cadangan daya sebesar 7,12 GW atau sekitar 15,2 persen dari beban puncak yang diprediksi.
Baca Juga: Posko ESDM Dibuka, Begini Kesiapan BBM, LPG dan Listrik Nasional Jelang Nataru 2025/2026
"Prognosa kondisi pasokan tenaga listrik di Jawa, Bali, Sumatra, Kalimantan, dan sebagian besar Indonesia Timur pada periode Nataru 2025/2026 dalam kondisi aman. Beban puncak sekitar 46,80 GW, daya mampu pasok 53,93 GW, sehingga terdapat cadangan total 7,12 GW atau 15,2%," sebut Erika di Kantor Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Senin (15/12/2025).
Kesiapan dan Pengawasan
Di tempat yang sama, Direktur Ritel dan Niaga PT PLN, Adi Priyanto, memperkuat jaminan tersebut. Ia mengakui bahwa perseroan memiliki margin 7 GW dari total daya mampu pasok kelistrikan yang siap menghadapi periode Nataru 2025/2026.
Selain itu, Adi memastikan kesiapan operasional pembangkit, di mana Hari Operasi (HOP) energi primer masih terjaga di level 22 hari untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara maupun Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).
"Ini tentunya sangat cukup pada masa siaga yang direncanakan hari ini sampai dengan 5 Januari 2026, mudah-mudahan tidak ada kendala," ungkapnya.
PT PLN juga telah mengambil langkah krusial untuk menjaga keandalan sistem selama masa siaga ini. Pemeliharaan di tempat-tempat vital pada sektor transmisi dan distribusi tidak diperkenankan.
"Khusus transmisi dan distribusi, dalam masa siaga ini tidak diperkenankan untuk pemeliharaan di tempat-tempat vital. Sehingga, kita pemeliharaannya menggunakan pekerjaan dalam kondisi bertegangan," tandas Adi Priyanto.
Baca Juga: Bos PLN Turun Tangan, Listrik Aceh Dipulihkan Siang-Malam Tanpa Henti
Menyikapi data pasokan yang diklaim surplus, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Ahmad Erani Yustika, memberikan penekanan penting pada perlunya koordinasi dan konsolidasi di lapangan. Erani mengingatkan seluruh pihak terkait untuk memastikan realisasi data di atas kertas sesuai dengan kondisi aktual, tidak hanya untuk kelistrikan, tetapi juga untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) dan gas.
"Data tadi sudah disampaikan listrik, angka-angkanya menunjukkan kita surplus. Tapi, kita musti waspada, semua harus dikontrol, dicek satu per satu sehingga data di atas kertas bisa menjelma di lapangan, tidak ada selisih antara apa yang kita baca, apa yang kita laporkan, dengan yang terjadi di lapangan," jabar Erani.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait: